Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deoxyribo Nucleid Acid Perguruan Thawalib Padang Panjang: Lintasan Pemikiran Atas Almamater

20 Juni 2020   07:23 Diperbarui: 20 Juni 2020   07:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat pendirian Thawalib adalah perlawanan terhadap kolonialisme. Ingin membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih adil dan bermartabat melalui pendidikan. Karenanya tidak salah bila pada masa-masa awal kemerdekaan, alumni nya urun rembuk dalam dinamika sosial politik merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Ruh ini juga yang menjadi pembeda dengan kondisi sekarang. Pendirian Thawalib tidak ada kaitannya dengan komersialisasi pendidikan yang sedang marak sekarang. Idealisme pendirian Thawalib adalah mencetak orang yang tafaquh fiddiin dan tahu harus berbuat untuk masyarakatnya.

Sepertinya inila warisan berharga para pendiri yang sudah menjadi ruh dan DNA Thawalib.  Thawalib School didirikan untuk menghasilkan orang yang menjadi pioner di tengah masyarakat dengan Agama sebagai landasan nilainya. Motif ini juga yang membuat penulis yakin bahwa tidak seperti sekolah lainnya yang hilang, sekolah ini akan tetap ada sampai kapanpun.

Hanya saja antara Ada dan Mengada adalah dua hal berbeda. Ada adalah ketika sekolah ini masih rutin menerima murid baru, meluluskan muridnya, terdaftar dan ada aktivitas belajar mengajarnya. Namun Mengada berarti ketika proses penerimaan murid baru membutuhkan energi lebih karena animo masyarakat yang terus meningkat, santrinya dipercaya masyarakat sekitar, pengajarnya menjadi rujukan masyarakat, lulusannya melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau melanjutkan khidmatnya ke masyarakat.

Semua pihak yang terkait dengan sekolah ini, pastinya akan sedih bila sekolah ini tidak ada. Tetapi kesedihan yang sama akan tetap dirasakan bila melihat almamater ini Ada tapi tidak Mengada. "Wujuduhu Ka'adamihi"

Pastinya berat untuk menjadikan Thawalib "Mengada". Tidak ringan. Butuh extra effort untuk sampai kesana. Namun masalah bukan sejauh mana kita akan berjalan, tapi kapan kita akan memulainya. Ribuan kilometer yang harus kita tempuh, selalu diawali dengan langkah pertama. Terlambat tidak selalu menjadi indikator ketertinggalan. Namun tidak kunjung melangkah selalu menjadi indikator ketertinggalan.

Vivat Almamater....


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun