Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Good Kill", Konflik Moral Prajurit Pemburu Al-Qaeda

7 September 2018   11:25 Diperbarui: 7 September 2018   11:30 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Berhenti adalah mati. Mungkin itulah doktrin yang merasuk sangat dalam pada diri sineas Hollywood. Karenanya, segala ide terus digali dan dieksplorasi untuk menghasilkan film yang menarik dan menghasilkan untung. 

Tidak hanya membuat sekuel fiksi seperti Mission Impossible yang terbukti mendapat respon positif dan menghasilkan profit besar, tetapi juga film yang terinspirasi dari kisah nyata dengan tambahan dramatisasi tentunya. Bila Archimides saja bisa terinspirasi merumuskan teori gravitasi hanya karena melihat apel yang jatuh, apalagi sineas Hollywood yang melihat peristiwa besar mengguncang dunia. Seperti 9/11 misalnya.

Saya sendiri belum menemukan datanya, tetapi mungkin setelah peristiwa Hollocoust Yahudi dan Perang Dunia 10 dekade silam, maka  terorisme yang dikaitkan dengan tragedi black september adalah diantara yang menjadi sumber ide munculnya film-film Amerika. 

Entah sudah berapa episode di serial TV NCIS dari CBS, baik itu NCIS Los Angeles maupun New Orleans, yang menjadikan jaringan Al-Qaeda sebagai antagonisnya. Ditambah film non-serial TV, pastinya jumlah nya akan bertambah banyak.

Good Kill sendiri adalah film yang diangkat berdasar kisah nyata pasca 9/11 dan sangat berkaitan dengan tragedi itu meskipun tidak secara langsung. Selain dari film besutan Andrew Niccol ini, ada juga film lain yang berkaitan dengan sabotase pesawat terbang yang menabrak menara kembar WTC Amerika. 

Seperti 12 Strong Man yang menceritakan heroisme 12 orang prajurit Amerika yang menghancurkan salah satu jaringan teroris atau Zero Dark Thirty yang memvisualkan proses analisa informasi intelejen dalam penangkapan Osama Bin Laden.

Sebelumnya saya sendiri mereview A Most Wanted Man . Sebuah film yang menceritakan sisi lain kejadian pasca black september dengan latar sebuah kota yang seolah luput dari perhatian dan dianggap tidak berkaitan dengan peristiwa mengenaskan itu yaitu kota Hamburg di Jerman. 

Hamburg sendiri sangat berkaitan dengan pembajakan pesawat di bulan September karena dari kota inilah kedua pesawat pembajak ini take off. Diangkat dari kisah novel, dimana penulis novel mendapat inspirasi dari kisah nyata, almarhum Philip Seymour Hoffman yang berperan sebagai Ketua Badan Anti Teror Jerman berperan sangat apik dan membuat kita terhanyut baik dengan kata-katanya maupun gesture nya.

Mungkin hal yang berbeda dari Good Kill dibanding film serupa tentang 9/11, adalah kritik sosial politik terhadap kebijakan Amerika sendiri ketika memerangi jaringan Al-Qaeda. 

Bila Angelina Jolie dalam First They Killed My Father menyinggung konstribusi kebijakan luar negeri Nixon yang menjadi penyebab hilangnya sepertiga warga Myanmar karena dibantai Partai Komunis arahan Polpot, maka Good Kill dengan pemeran utama Ethan Hawke seperti menyinggung bahwa cara Bush menangani  Al-Qaeda pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan cara Bin Laden menyerang Amerika.

Dalam banyak hal, saya juga seperti teringat Tom Cruise dalam American Made nya. Bahwa kebijakan luar negeri Paman Sam dan caranya menangani negara-negara Latin, pada akhirnya berimbas kepada kondisi dalam negeri Amerika sendiri. 

Setidaknya ini terlihat bahwa ketika CIA mengekspor senjata ke beberapa negara Latin untuk mensponsori pemberontakan disana, sehingga mendapat keuntungan secara ekonomi dan politik, ternyata pemberontak di negara latin justru mengeksport narkoba ke Amerika demi membayar senjata dari Amerika. Akhirnya, Amerika mungkin menang secara politik dan ekonomi, tetapi secara sosial budaya rusak karena anak muda nya banyak yang mengkonsumsi narkoba.

Good Kill yang berdurasi 102 menit ini sendiri menceritakan sisi lain dari kebijakan baru Amerika yang lebih mengoptimalkan drone, pesawat tanpa awak yang dipersenjatai, untuk memborbardir beberapa pusat konsentrasi jaringannya Bin Laden di Afghanistan. 

Adalah Mayor Thomas Egan (Ethan Hawke) yang semula bertugas menerbangkan pesawat F-16, sekarang jadi pengendali drone ditemani Vera Suarez (Zoe Kravitz) yang sama sekali tidak pernah menerbangkan pesawat tempur. Tetapi mempunyai kemahiran bermain simulasi perang udara dalam game komputer.

Perubahan dari mengendalikan pesawat tempur F-16 menjadi pengendali drone di sebuah pangkalan militer, tentunya berbeda sangat jauh. Tidak adalagi rasa takut karena mesti berhadapan badai ketika hendak landing di sebuah kapal induk, merasakan guncangan dalam cock pit F-16 atau adrenalin yang meluap-luap karena pertaruhan hidup dan mati di udara. 

Semuanya digantikan dengan duduk manis di sebuah ruang ber AC dan jauh ancaman kematian dan serangan lawan tetapi sangat efektif membunuh lawan. Seperti bermain game atau simulasi hanya saja dengan target yang sangat riil dan betul-betul manusia. Begitu kira-kira perbedaanya.

Awalnya permasalahan ini tentunya bisa ditangani. Tommy, begitu biasa komandan nya memanggil, bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik dan dianggap berprestasi oleh atasannya Letnan Kolonel Jack Johnson (Bruce Greenwood). Hanya saja permasalahan baru timbul ketika ada perintah baru dari CIA, yang sering disandikan dengan Christian In Action. Badan intelijen Amerika itu memerintahkan target operasi baru di Yaman dan Somalia.  

Dalam instruksinya, CIA sering tidak mengenal batas-batas kemanusian apalagi aturan dalam perang. Semuanya mesti dibom oleh Drone yang terbang diatas ketinggian 3 KM tanpa kecuali. Tidak peduli apakah pengeboman itu akan berakibat kepada meninggalnya wanita, anak kecil atau warga sipil yang tidak bersalah.

Suatu ketika Egan dan Suarez mesti menembaki sebuah gedung yang diduga sebagai pabrik senjata meski harus mengorbankan warga sipil yang tidak bersalah. Pernah juga mesti membom sebuah pasar tempat berhimpun masyarakat sipil dan masyarakat tidak berdosa, karena disana terlihat jaringan militan asuhan Bin Laden.

Diantara serangan yang membuat shock Tommy adalah ketika dia harus membom sebuah rumah orang yang diduga sebagai komandan milisi yang sangat berpengaruh. Setelah dibom, Tommy dan Suarez masih harus menunggu orang-orang yang dibunuh itu dikuburkan. 

Seperti yang diduga, upacara pemakaman itu dihadiri orang banyak yang bersimpati kepada kebaikan korban. Ketika penduduk desa berkumpul itulah, mereka juga mesti dibom lagi oleh Drone. Karena mereka dianggap berkaitan dengan komandan milisi meskipun belum tentu bersalah.

Dalam satu kesempatan Tommy merasa jengah dan marah dengan perilaku seorang milisi yang kemana-mana membawa senjata, tetapi kemudian memperkosa seorang perempuan berkali-kali. Data intelijen menyebutkan bahwa dia memang Bad Guy, tetapi dia bukan "Our Bad Gay" sehingga tidak perlu ditembak.

CIA, juga rekan tim Tommy, berdalih bahwa pembunuhan massal tanpa aturan itu dilakukan karena merekalah yang telah membunuh terlebih dahulu dengan menabrakan pesawat ke gedung WTC dan mengakibatkan ribuan warga Amerika meninggal. 

Sebuah argumen yang tidak bisa diterima Tommy dan Suarez karena dianggapnya sikap seperti itu membuat mereka jadi orang yang tidak jauh berbeda dengan Al-Qaeda. Tommy dan Suarez mengalami konflik moral mengikuti instruksi CIA ini. Dering telephon dari CIA sering menjadi momok karena dipastikan akan mengeluarkan perintah yang bertentangan secara moral.  

Ditengah stress menghadapi tekanan instruksi dari CIA yang bertentangan dengan nuraninya, Tommy sempat senang karena merasa bisa berbuat baik. Pertama adalah ketika dengan drone nya dia diminta untuk menjaga pasukan yang sedang beristirahat dari sergapan musuh, dan kedua adalah ketika dia mempunyai kesempatan untuk membom "Bad Gay" yang berulangkali memperkosa seorang perempuan bercadar.

Mungkin diantara hal menarik lainnya dalam film ini adalah masa-masa ketika Egan menghadapi tekanan pekerjaan itu sendiri. Segala kemapanan hidup baik itu istri yang cantik, rumah yang bagus, dua anak kecil yang masih lucu serta Kota Las Vegas, Nevada yang dikenal sebagai pusat hiburan, tidak bisa menahan gundah gulana yang muncul dalam diri Tommy.

 Selain itu, hal yang menarik adalah di akhir film itu sendiri. Egan yang mengambil keputusan keluar dari pekerjaannya, setelah menerima tawaran menjadi pilot pesawat komersial dari Suarez yang sudah lebih dahulu keluar dan dengan suka cita membom "Bad Gay" tanpa sepengetahuan atasannya, dan menyusul istrinya ke Reno, seperti menunjukan fenomena masyarakat Amerika atau masyarakat kapitalis sekarang ini. 

Nilai-nilai keluarga dan persaudaraan seperti oase ditengah kemampanan material yang dalam banyak hal justru sering membawa manusia kepada krisis eksistensi yang jauh lebih berbahaya.

Situs Rotten Tomatoes yang sering menjadi rujukan para kritikus film menyebutkan kalau Good Kill adalah film : "Thought-provoking, timely, and anchored by a strong performance from Ethan Hawke, Good Kill is a modern war movie with a troubled conscience"

Mungkin yang agak manipulatif dan menjengkelkan dari film ini adalah cover dan sekilas gambar yang dimunculkan dalam thriller. Drone yang sedang membom dalam mode close up dan wajah tegang seorang pilot yang sedang menerbangkan pesawat, seolah menunjukan bahwa ini adalah film penuh dengan aksi perang-perangan. Padahal tidak seperti itu. Drama dan konflik-konflik personal nya itu sendiri yang justru sangat kuat dan dominan. Bukan scene tembak-tembakan dan bom-boman dalam jarak dekat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun