Mohon tunggu...
delia febiola
delia febiola Mohon Tunggu... -

i'm nothing... here for sharing......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Model Telanjang

5 Desember 2011   08:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 4348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini berdasarkan kisah nyata seorang sahabat.

Saya tuliskan dengan ijin dan persetujuan dari beliau.

Dengan nama difiksikan.

Mohon kebijaksanaan dan kedewasaan berfikir dalam menilai tulisan saya yang sederhana.

Tuhan memberkati. Amin.

Aku Pretty, 21tahun. Aku seorang janda dengan 1anak . Aku ditinggalkan suami ku gara gara dia CLBK dengan mantan kekasih yang pernah meninggalkannya. Untuk informasi, aku menikah dulu pun hanya karena kecelakaan. Kalau tau berakhir seperti ini, dulu mungkin lebih baik aku melanjutkan sekolah saja,dan menggugurkan kandungan ku. Tapi untung saja iblis tak menguasai penuh hatiku, aku merasa kan sesuatu yang mendorong ku agar tak ikut langkah iblis tersebut. Aku menikah, dan membesarkan putra ku nan tampan, Caesar Dante .

Sekarang aku single parent, Dante aku titip kan pada mama. Meski mama ku memiliki kekurangan fisik, tapi beliau tak keberatan mengurus cucu nya yang pertama itu. Dante sekarang berumur 5tahun. Mama ku terkena katarak, hingga mengalami kebutaan 6bulan belakangan. Maka dari itu aku putuskan untuk menyewa pengasuh dan pembantu dirumah mama, jadi pekerjaan beliau sedikit lebih ringan. Dante juga termasuk anak yang pengertian, tak pernah ia bertindak nakal yang kelewatan, ia patuh terhadap omanya. Papa sudah meninggal 2tahun yang lalu. Aku menjanda baru 1tahun yang lalu. Memang ujian yang beruntun.

Kakak tertua ku meninggal 8bulan yang lalu, jadilah aku tulang punggung keluarga ku. Membiayai mama dan 3 adikku yang masing masing duduk di SMA, SD kelas 4 dan SD kelas 1, semuanya disekolah swasta. Karena menurut pengalaman keluarga ku, swasta atau negri sama saja, uang yang dikeluarkan sebanyak itu saja, bahkan kualitas dan nama nya swasta jauh lebih baik.

Untuk itu semua, pendidikan ku yang tak tamat SMA tak mampu membuat hidup mereka lebih baik. Aku memutuskan untuk bekerja apa saja, untuk kebahagiaan keluargaku.

Berawal dari waitres sebuah club malam, karena aku begitu pandai bersikap terhadap tamu dan bos, aku diangkat menjadi Public Relation disana. Tak puas dengan itu, bos menjanjikan jabatan yang lebih menggiurkan, menjadi Manager Club itu. Siapa yang tak akan tergoda ? Seorang waitress cepat naik pangkat, tak punya modal  pendidikan apa apa ? ya, sudah bisa kalian tebak, aku memang menggantikan itu semua dengan tubuh dan harga diriku. Dengan kata lain aku menukarnya dengan keikmatan sibos.

Aku yang berperawakan tinggi dan berkulit putih juga berparas sedikit Timur Tengah membuat penampilan ku (kata orang lho) begitu cantik, mirip artis katanya. jadi mudah saja bagiku memperdaya banyak laki laki.

Letih bekerja, dan kejenuhan menghadapi gosip panas yang mendera, aku putuskan untuk berhenti saja. Disamping itu, aku punya jalan yang lebih cepat untuk menghasilkan uang. Menjadi model telanjang.

ya, aku mendapatkan link kerja itu dari tamu yang sempat aku jamu diclub itu. Aku diberi nya kartu nama dan tawaran foto. Satu session untuk 3 jam aku ditawari uang yang lumayan menggiurkan, Rp. 3juta rupiah. Hmm jumlah yang lumayan. Sejumlah gaji pokok ku sebulan sebagai Manager. tentu saja aku berfikir itu peluang bagus.

Aku berhenti dan mulai bergabung dengan pekerjaan itu. Awal nya aku hanya ikut dengan tamu ku itu. Namanya Bapak Fikar, seorang photographer yang cukup dikenal dikalangan pecinta fotography, terutama kategory Nude atau Fine art.

Ya, aku dijadikan model telanjang oleh nya. Aku tak heran, karena dari pertemuan awal aku sudah diberitahu. Mengingat status ku yang tak lagi perawan, dan kebutuhan keluarga yang mendesak, aku menyanggupi tanpa ada pertimbangan lain.

Dari tangannya aku dikenalkan pada sejumlah fotographer lain, aku disarankan untuk tak masuk agency karena akan lebih untung dan baik jika aku berdiri sendiri, begitu saran beliau padaku.

Namun waktu seolah cepatberlalu, jumlah model dadakan semakin menjamur, fee mereka pun banyak yang banting harga, bahkan ada yang bersedia gratisan untuk tampilan foto telanjang.

Aku putar otak, sekarang aku menyediakan jasa tambahan. Photographer yang bersedia bayar lebih akan aku berikan service plus plus. Dan ternyata cara itu berhasil, aku masih laris manis dipanggil dan dipertahankan,bahkan hanya untuk sesi foto yang tak jelas, yang ujung ujung nya ditempat tidur saja.

Sekarang, semua seakan jadi bumerang padaku. Adikku mendapat tag foto di acount jejaring sosialnya. Sebuah foto sensasional dengan pose menantang. Entah siapa yang iseng mencoba upload foto porno ku itu di FB, mungkin karena perjanjian yang tak jelas, maka fotographer itu seenak nya saja merasa berhak penuh atas foto syur ku itu.

Foto aku yang sedang telanjang, tanpa sehelai benang pun. Sekarang dia pasti akan bercerita pada mama. Seakan menjawab semua tanya mama dan dirinya sendiri, dari mana aku mendapat semua harta dan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Apa kah adikku salah jika ia benar menceritakan ini semua pada mama? Apa aku harus menjelaskan semuanya pada nya ? Apa mama, adikku dan anakku akan membenci ku kelak?

Tak ada jalan lain yang dapat kulakukan untuk bertahan hidup. Pekerjaan sungguh susah dicari dikota besar ini. hanya dunia hiburan dan bisnis "jual diri dan harga diri" yang tak minta CV , pengalaman atau ijazah S kesekian. Apa yang bisa kudapat jika aku hanya bekerja dengan hasil pas pas an ? harus kah adik adik ku putus sekolah karena malu menunggak ? Atau mama ku yang cacat harus bekerja tanpa bantuan pembantu ?

Aku ingin berhenti, tapi Tuhan belum kirimkan tangan Nya untuku. Semoga kelak ada yang mengangkat ku dari lobang hina ini. Karena predikat nya saja yang bagus, model. tapi sesungguhnya aku tak lain hanya pelacur terselubung. Bertopeng jasa seni, tapi berlimpahan dengan air mani yang menjijikkan, tapi uangnya begitu menyenangkan. Haram kah ? Selama ini belum pernah aku temukan cap HARAM pada uang yang ku terima.

Haram mana pekerjaan ku daripada para politisi yang mencuri harta rakyat sendiri ? Atau ingkar janji dirinya sendiri ? Semoga saudaraku sekalian paham, tak semua yang kalian anggap hina itu hina. Tak semua pelacur itu bejat dan keparat. Terkadang kami melakukan itu hanya demi kebahagiaan keluarga kami, meski kami tampak senang dengan kemewahan yang kami punya. hati nurani kami sesungguhnya berteriak ingin lepas segera dari ini semua. Hanya kami juga tak ingin kehilangan senyum dari keluarga yang kami cinta, jadi biarlah kami korbankan 1harga diri kami, demi kebahagiaan 5orang dibelakang kami, tanpa harus mereka tau, siapa sosok yang mereka sanjung dan banggakan selama ini.

Semoga bisa diambil hikmahnya. Tuhan memberkati kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun