Mohon tunggu...
delia febiola
delia febiola Mohon Tunggu... -

i'm nothing... here for sharing......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Model Telanjang

5 Desember 2011   08:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 4348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Letih bekerja, dan kejenuhan menghadapi gosip panas yang mendera, aku putuskan untuk berhenti saja. Disamping itu, aku punya jalan yang lebih cepat untuk menghasilkan uang. Menjadi model telanjang.

ya, aku mendapatkan link kerja itu dari tamu yang sempat aku jamu diclub itu. Aku diberi nya kartu nama dan tawaran foto. Satu session untuk 3 jam aku ditawari uang yang lumayan menggiurkan, Rp. 3juta rupiah. Hmm jumlah yang lumayan. Sejumlah gaji pokok ku sebulan sebagai Manager. tentu saja aku berfikir itu peluang bagus.

Aku berhenti dan mulai bergabung dengan pekerjaan itu. Awal nya aku hanya ikut dengan tamu ku itu. Namanya Bapak Fikar, seorang photographer yang cukup dikenal dikalangan pecinta fotography, terutama kategory Nude atau Fine art.

Ya, aku dijadikan model telanjang oleh nya. Aku tak heran, karena dari pertemuan awal aku sudah diberitahu. Mengingat status ku yang tak lagi perawan, dan kebutuhan keluarga yang mendesak, aku menyanggupi tanpa ada pertimbangan lain.

Dari tangannya aku dikenalkan pada sejumlah fotographer lain, aku disarankan untuk tak masuk agency karena akan lebih untung dan baik jika aku berdiri sendiri, begitu saran beliau padaku.

Namun waktu seolah cepatberlalu, jumlah model dadakan semakin menjamur, fee mereka pun banyak yang banting harga, bahkan ada yang bersedia gratisan untuk tampilan foto telanjang.

Aku putar otak, sekarang aku menyediakan jasa tambahan. Photographer yang bersedia bayar lebih akan aku berikan service plus plus. Dan ternyata cara itu berhasil, aku masih laris manis dipanggil dan dipertahankan,bahkan hanya untuk sesi foto yang tak jelas, yang ujung ujung nya ditempat tidur saja.

Sekarang, semua seakan jadi bumerang padaku. Adikku mendapat tag foto di acount jejaring sosialnya. Sebuah foto sensasional dengan pose menantang. Entah siapa yang iseng mencoba upload foto porno ku itu di FB, mungkin karena perjanjian yang tak jelas, maka fotographer itu seenak nya saja merasa berhak penuh atas foto syur ku itu.

Foto aku yang sedang telanjang, tanpa sehelai benang pun. Sekarang dia pasti akan bercerita pada mama. Seakan menjawab semua tanya mama dan dirinya sendiri, dari mana aku mendapat semua harta dan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Apa kah adikku salah jika ia benar menceritakan ini semua pada mama? Apa aku harus menjelaskan semuanya pada nya ? Apa mama, adikku dan anakku akan membenci ku kelak?

Tak ada jalan lain yang dapat kulakukan untuk bertahan hidup. Pekerjaan sungguh susah dicari dikota besar ini. hanya dunia hiburan dan bisnis "jual diri dan harga diri" yang tak minta CV , pengalaman atau ijazah S kesekian. Apa yang bisa kudapat jika aku hanya bekerja dengan hasil pas pas an ? harus kah adik adik ku putus sekolah karena malu menunggak ? Atau mama ku yang cacat harus bekerja tanpa bantuan pembantu ?

Aku ingin berhenti, tapi Tuhan belum kirimkan tangan Nya untuku. Semoga kelak ada yang mengangkat ku dari lobang hina ini. Karena predikat nya saja yang bagus, model. tapi sesungguhnya aku tak lain hanya pelacur terselubung. Bertopeng jasa seni, tapi berlimpahan dengan air mani yang menjijikkan, tapi uangnya begitu menyenangkan. Haram kah ? Selama ini belum pernah aku temukan cap HARAM pada uang yang ku terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun