Kesimpulannya adalah :
- BEP Unit = 2.667 unit
- BEP Rupiah = 213.600.000
- Laba bersih sebesar 15.000.000 apabila berhasil menjual produk sebanyak 3.000 unit.
ANALISIS COST - VOLUME - PROFITÂ
Cost-Volume-Profit (CVP) analysis adalah alat manajemen penting yang membantu perusahaan dalam memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba.Â
Dari hasil perhitungan berdasarkan analisis Cost-Volume-Profit (CVP), kita bisa mendapatkan beberapa insight atau analisis:
- Titik Impas (Break-Even Point): Dari perhitungan sebelumnya, kita telah menentukan bahwa titik impas adalah sekitar 2.667 unit. Ini berarti bahwa perusahaan harus menjual setidaknya 2.667 unit produk untuk menutupi semua biaya (baik variabel maupun tetap) dan mencapai titik impas.
- Laba Setelah Titik Impas: Setelah mencapai titik impas, setiap unit tambahan yang dijual akan memberikan kontribusi ke laba perusahaan. Dalam contoh ini, ketika perusahaan menjual 3000 unit produk, mereka menghasilkan laba sebesar Rp 15.000.000. Artinya, perusahaan telah mencapai titik impas dan mendapatkan laba tambahan.
- Margin Kontribusi (CM): Margin kontribusi adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Dalam contoh ini, CM per unit adalah Rp 45.000. Ini menunjukkan berapa banyak setiap unit yang dijual memberikan kontribusi ke laba perusahaan setelah menutupi biaya variabel.
- P/V Ratio: Perbandingan antara margin kontribusi dan harga jual per unit memberikan rasio laba terhadap penjualan (P/V ratio). Dalam contoh ini, P/V ratio adalah 0,5625 atau sekitar 56,25%. Ini menunjukkan bahwa 56,25% dari setiap penjualan per unit berkontribusi ke laba perusahaan setelah menutupi biaya variabel.
Analisis CVP membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis terkait harga, volume produksi, dan biaya. Dengan memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba, perusahaan dapat mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan.
ASUMSI PENERIMAAN / PENOLAKANÂ
- PAYBACK PERIOD DAN DISCONTINUTED PP
Payback Period (PP) adalah metode sederhana untuk mengukur waktu yang dibutuhkan agar investasi menghasilkan arus kas yang cukup untuk menutupi biaya investasi awal. Discontinued Payback Period (DPP) adalah modifikasi dari metode payback period yang memperhitungkan nilai waktu uang dengan menggunakan tingkat diskonto.
Jadi, payback period dan discontinued payback period keduanya adalah 4 tahun. Artinya, investasi akan menghasilkan arus kas yang cukup untuk menutupi biaya investasi awal dalam waktu 4 tahun.
- NET PRESENT VALUE (NPV)
Jadi, Net Present Value (NPV) dari arus kas bersih tersebut dengan tingkat diskonto 5% adalah Rp 86,44 juta. Ini menunjukkan bahwa nilai sekarang dari arus kas bersih lebih besar dari investasi awal, sehingga investasi ini layak dilakukan.
- INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)