(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (Q.S Ar-Ra'd (13) :28)
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan orang-orang yang mendapat tuntunan-Nya, yaitu orang-orang beriman dan hatinya menjadi tenteram karena selalu mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram dan jiwa menjadi tenang, tidak merasa gelisah, takut, ataupun khawatir. Mereka melakukan hal-hal yang baik, dan merasa bahagia dengan kebajikan yang dilakukannya.
Membaca Al-Quran bukan hanya sekedar kegiatan keagamaan saja, namun juga mempunyai dampak yang besar terhadap kesejahteraan spiritual seseorang. Al-Qur'an dianggap sebagai sumber kedamaian dan petunjuk bagi umat manusia. Kehadirannya membawa manfaat psikologis, spiritual bahkan fisik. Berkaitan dengan hal tersebut, penting untuk dipahami bagaimana membaca Al-Quran dapat menjadi sumber ketenangan batin bagi setiap individu, khususnya dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur'an dan Al-Hadits, sumber utama ajaran Islam, memberikan pedoman dan pedoman bagi manusia untuk menjaga alam guna mencapai kebahagiaan sejati. Istilah “jiwa yang tenang” (an-nafs al-Musmainna) muncul dalam Al-Qur’an, dan kata “al-fitrah” disebutkan dalam al-hadits. Keduanya merupakan prasyarat kesehatan mental yang harus dimiliki umat Islam. Kehidupan jiwa yang tenteram harus dilandasi oleh fitrah yang diberikan Allah subhanahu wata'ala, yaitu pada akidah tauhid. Tentu saja alam ini membutuhkan sesuatu untuk melestarikannya dan menumbuhkannya dengan lebih baik. Yang dapat menjaga dan memperbaiki alam tidak lain adalah hukum agama yang diturunkan oleh Allah Ta'ala (Taymiyah, tth).
Jiwa atau mental merupakan suatu keadaan yang banyak diinginkan oleh semua orang. Dikarenakan jiwa dan mental merupakan hal yang sangat mendasar dan menjadi komponen utama dalam proses kegiatan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Jiwa atau mental yang lahir dengan secara tidak sehat akan berdampak dan mempengaruhi secara besar bagi keterlibatan seorang individu di dalam segmentasi kehidupannya di tengah-tengah masyarakat. Lain halnya dengan orang yang memiliki jiwa dan mental yang sehat dan kuat ia akan menjadi sebagai kontributor atau motor penggerak dalam keseimbangan dinamisme dalam perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat serta menjadi sumber motivasi atau inspirasi bagi beberapa orang di sekitarnya dan mampu menjadi daya tarik tersendiri untuk memunculkan hasil-hasil pemikiran yang hebat dan pemikiran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga perlu adanya suatu pemeranan yang bisa mewujudkan mental generasi zaman sekarang menjadi mental yang sehat di mana mereka tidak mengalami gangguan-gangguan apapun yang akan menghambat kontribusinya dalam kinerja serta keterlibatannya secara aktif sebagai seorang individu yang ada di tengah masyarakat.
Kepribadian yaitu intrapersonal dimana intrapersonal ini menjadi sebuah komunikasi yang dipandang mampu mensukseskan dan merealisasikan bagi kesehatan mental pada diri seseorang. Hal itu ditunjukkan melalui dialog atau komunikasi lisan dalam arus percakapan yang memberikan feedback kembali bagi penanya dan menjawab secara langsung sehingga komunikasi terhadap komunikator dapat mengetahui respon dari si komunikan di saat itu juga, komunikator juga mengetahui dengan secara pasti apa saja pesan yang akan dia gunakan dan dia berikan kemudian apakah pesan itu diterima atau ditolak dan apakah pesan yang dia sampaikan itu mampu menghasilkan dampak, baik itu dampak positif ataupun dampak negatif.
Namun jika tidak diterima maka komunikator akan memberi beberapa kesempatan yang sangat besar bagi komunikasi tersebut terhadap komunikan untuk bertanya sehingga yang terjadi dalam komunikasi interpersonal mampu mempengaruhi bagi kesehatan mental seseorang karena pada tahap prosesnya komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang bersifat dialog atau secara lisan yang mana komunikan akan berkontribusi untuk mengimbangi seorang komunikator untuk terciptanya pola hubungan interaksi dan komunikasi yang baik.
Komunikasi Interpersonal
Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Effendi pada tahun 1956 beliau mengemukakan pendapat bahwasanya hakikatnya suatu komunikasi antara pribadi atau interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antar seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi interpersonal ini sudah banyak diakui oleh banyak orang bahwa komunikasi ini merupakan komunikasi yang prosesnya paling efektif dalam mengubah kepribadian seseorang sikap seseorang ataupun perilaku seseorang yang berhubungan dengan proses komunikasinya secara lisan. Sifat ini disebut juga sebagai sifat biologis di mana hal itu ditunjukkan secara langsung melalui komunikasi lisan atau face to face yang di mana dalam percakapan itu harus menampilkan adanya feedback kembali secara langsung. Jadi ketika komunikator memberikan sebuah tanggapan atau responsible sang komunikator juga mengetahui tanggapan yang akan diberikan oleh komunikan pada saat itu juga, sehingga komunikator tahu apakah pesan dan anggapan yang diberikan dapat diterima atau ditolak oleh komunikan dan pada komunikasi interpersonal ini komunikator memberikan ruang seluas-luasnya bagi komunikan untuk bertanya sebanyak-banyaknya.
Sementara itu dalam buku yang ditulis oleh sibernur pada tahun 1968 beliau mengemukakan bahwasanya komunikasi interpersonal atau antar pribadi merupakan komunikasi yang akan selalu dihubungkan antara pertemuan dua atau tiga orang yang terjadi dalam suatu tempat dan terkodilir secara spontan dan tidak sistematis dan tidak terstruktur. Sedangkan menurut Rogers yang ditulis dalam buku yang berjudul difteri pada tahun 1988 beliau mengemukakan bahwasanya komunikasi interpersonal atau antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi dari mulut ke mulut atau lisan ke lisan yang terjadi dalam beberapa interaksi secara face to face menyangkut hal-hal pribadi. Sedangkan menurut Tan pada tahun 1981 beliau mengemukakan bahwasanya komunikasi interpersonal atau antar pribadi merupakan komunikasi face to face secara langsung yang dihadiri oleh dua orang atau lebih.
Karakteristik komunikasi interpersonal
Besarkan pemaparan definisi yang telah diuraikan di atas bahwasanya komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dapat disimpulkan dengan beberapa ciri khas yang akan menjadi pembeda antara komunikasi secara masa dan komunikasi secara kelompok. Menurut barnlund pada tahun 1968 ada beberapa karakter di dalam komunikasi antar pribadi atau intrapersonal, yaitu :
1. Terjadi dengan secara spontan
2. Komunikasi initidak memiliki aturan yang teratur dan sistematis
3. Terjadi secara tidak sengaja
4. Dilakukan tidak untuk mengejar tujuan
5. Dilakukan oleh orang orang yang memiliki sindikat pribadi bebas
6. Bisa terjadi sambil berlalu lalang.
Reordan pada tahun 1987 mengumakakan pendapat mengenai komunikasi intrapersonal yang memiliki 6 karakteristik, diantaranya yaitu :
1. Dilakukan dan terjadi atas beberapa faktor
2. Memiliki dampak hasil yang tidak disengaja
3. Memiliki pola tindakan feedback
4. Paling sedikit dilakukan oleh dua orang
5. Memiliki latar yang bebas
Berdasarkan dari beberapa pendapat yang sudah dipaparkan di atas maka terdapat kesimpulan dalam beberapa karakteristik di dalam komunikasi interpersonal diantaranya yaitu:
1. Spontan, secara tatap muka
2. Ketika dilakukan komunikasi tersebut tidak memiliki tujuan secara khusus
3. Terjadi secara tidak disengaja atau kebetulan oleh orang-orang yang identitasnya secara bebas.
4. Komunikasi ini memiliki feedback kembali
5. Komunikasi ini terjadi paling sedikit oleh dua orang
Tahapan Hubungan Komunikasi Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah hubungan komunikasi di mana ketika kita menyampaikan komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan saja namun juga dalam komunikasi tersebut memiliki hubungan timbal balik antara interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi secara tidak langsung kita juga menentukan konten atau isi dalam menentukan hubungan timbal balik dalam komunikasi tersebut. Adapun beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal diantaranya sebagai berikut:
1. Model pertukaran interaksi atau sosial, di mana model ini memandang bahwa adanya hubungan interpersonal itu merupakan menjadi landasan sebagai transaksi dagang.
2. Model peranan di mana model ini beranggapan bahwasanya komunikasi interpersonal itu merupakan tempat sandiwara yang memerankan pemeran baik maka ialah yang dapat berkompetisi dan mengembangkan hubungannya lebih baik secara interpersonal
3. Model interaksioner di mana model ini beranggapan bahwasanya adanya komunikasi hubungan internasional itu sebagai hubungan tinggi yang susunan sistematisnya itu saling berhubungan sehingga cenderung memiliki dalam mempertahankan sebagai suatu kesatuan.
Adapun beberapa tahap-tahapan yang dilakukan dalam komunikasi interpersonal yaitu:
1. Perkenalan
2. Penghubung Hubungan
3. Pemutus Hubungan
Jenis Hubungan Interpersonal
Menurut Rahmat ada beberapa landasan dalam suatu komunikasi interpersonal, diantara nya:
1. Berdasarkan jumlah orang atau personal
2. Berdasarkan makna serta tujuan
3. Berdasarkan latar waktu yang digunakan
4. Berdasarkan tingkat kedekatan sesama
Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
1. Komunikasi yang sangat efektif
2. Mimik muka
3. Karakter seseorang
4. Steoreotype
5. Persamaan kepribadia
6. Magnetik jiwa
7. Perolehan
8. Uji tanggap
Teori Ketertarikan Komunikasi Interpersonal
1. Teori Kognitif, teori kognitif merupakan teori yang mengkaitkan beberapa proses dan menekankan suatu proses berpikir dalam menentukan pola tingkah laku
2. Teori Penguatan, cara ini merupakan teori yang paling sederhana dikarenakan teori ini merupakan teori yang ditarik oleh beberapa hadiah dan ditolak oleh hukuman
3. Teori Interaksionis, teori ini adalah teori yang terjadi dalam situasi ilmiah yang mana dalam pengambilan keputusan terhadap situasi tersebut seseorang harus menemukan jati dirinya.
4. Teori Perubahan Sosial.
5. Teori Penyeimbang.
Briham dalam bukunya yaitu daya kismi menyakinkan bahwasanya interpersonal memiliki daya tarik sebagai salah satu kecenderungan untuk meneliti atau menganalisa seseorang terhadap suatu kelompok secara berperilaku positif dengan nilai apa adanya tanpa mengurangi atau melebih-lebihkan adapun hal-hal yang akan mempengaruhi hal tersebut antara lain:
a. Kesamaan, kesamaan ini meliputi kesamaan sikap nilai minar latar belakang dan kepribadian yang sama sehingga antara individu menyebabkan ketertarikan dengan orang lain. Sehingga hal ini mampu membangun suatu hubungan atau suatu interaksi yang menjadi landasan utama untuk membangun relationship yang baik dan positif
b. Kedekatan, mengarah kepada bentuk teritorial di mana seorang individu dengan individu yang lainnya jika mengalami kedekatan maka akan mengakibatkan sebuah hubungan yang menjadi lebih baik.
c. Daya Tarik Fisik, pada tas orang dewasa daya tarik fisik merupakan salah satu hal yang menjadi ketertarikan seseorang yang seringkali berawal dari adanya tarif fisiknya yang terlebih dahulu dan juga faktor ini merupakan faktor yang terjadi pada suatu proses ketertarikan antara interpersonal yang sangat sulit untuk di ubah.
Perbedaan antara komunikasi interpersonal dengan komunikasi intrapersonal
Ada beberapa perbedaan yang mendalam dari kata yang berawal personal yaitu memiliki dua cabang yang pertama intra dan yang kedua adalah inter. Mari kita jabarkan pengertian tersebut dimulai dari kata personal personal kita mengetahui bahwa personal artinya adalah individu pribadi atau diri sendiri.
Menurut bahasa intra artinya ada di dalam. Singkatnya komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang akan terjadi pada seseorang untuk dirinya pribadi. Hal ini merupakan bentuk komunikasi ketika seseorang itu mampu mengenali dirinya sendiri serta komunikasi ini juga mampu meningkatkan kesadaran individu untuk lebih mengenal dirinya sendiri. Komunikasi ini merupakan komunikasi yang baik karena ketika komunikasi ini digunakan maka komunikan akan mendapatkan feedback secara langsung mengenai informasi-informasi tentang dirinya contoh dari intrapersonal ini adalah ketika seseorang itu berimajinasi, berkhayal, berdoa dan bersyukur.
Sedangkan inter dalam KBBI memiliki arti di luar sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara dirinya sendiri dengan orang-orang yang ada di luar. Dengan kata lain komunikasi ini seringkali terjadi antara satu orang dengan beberapa orang lainnya untuk mendapatkan feedback atau hubungan timbal balik yang mengharuskan adanya pihak lain yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Contoh dari komunikasi interpersonal adalah berupa wawancara pidato puisi mengobrol serta berdiskusi ataupun mengajar.
Namun demikian walaupun mereka memiliki perbedaan dari segi arti rupanya mereka juga memiliki perbedaan antara sesama komunikasi. Salah satunya yaitu ketika seseorang berkomunikasi secara tatap muka atau face to face di mana hal ini disebut sebagai interpersonal maka ia akan langsung menerima feedback dari komunikasinya tersebut oleh komunikan ketika proses interaksi itu sedang terjadi. sedangkan dalam komunikasi intrapersonal seorang pembicara atau komunikator tidak bisa langsung dapat menerima feedback dikarenakan pada proses pengiriman signal pesan memiliki perbedaan. Mana hal tersebut terletak pada segi keefektifannya yaitu ketika komunikasi face to face atau tatap muka hal itu lebih cenderung efektif daripada komunikasi lisan. Hal itu dikarenakan ketika kita melakukan komunikasi face to face kita akan berkomunikasi secara tatap muka yang kontennya itu atau isinya itu memberikan sebuah pesan atau makna yang dapat disampaikan merupakan ulasan secara jelas dan juga dipertegas melalui komunikasi non verbal berawal dari pembicara atau komunikator langsung dapat merespon apa yang kita sampaikan. Komunikasi interpersonal mungkin lebih efektif dan efisien serta terjamin ataupun rahasia dibandingkan komunikasi tatap muka dikarenakan hal tersebut mempunyai faktor kecepatan dan ketepatan dalam perluasan informasi dan berita.
Pengertian Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang penggunaan bahasanya ataupun gagasannya itu dihasilkan sendiri oleh sang komunikator itu sendiri. Di mana komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang akan melibatkan secara individu atau internal secara aktif untuk memproseskan simbolik atau simbolis dari beberapa penyampaian pesan. Komunikasi ini merupakan komunikasi bagi seorang individu yang ketika digunakan ia akan memberikan sebuah pesan sekaligus menerima pesan tersebut atau memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri ketika proses individu itu terjadi secara berkelanjutan. Komunikasi ini juga bisa menjadi salah satu landasan utama untuk memunculkan komunikasi komisi baru yang ada di luar. Komunikasi ini merujuk kepada pengetahuan bagaimana seseorang mampu mengenali dirinya sendiri melalui proses-proses psikologis atau kejiwaan yang mengundang paradigma atau kesadaran atau juga disebut sebagai wereness yang mana hal itu terjadi ketika berlangsungnya komunikasi antara pribadi oleh sang pembicara atau komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika sedang berkomunikasi maka seseorang atau seorang individu itu harus mampu mengenali dirinya sendiri dan orang lain. Karena komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi melalui proses persepsi atau pandangan pribadi seseorang terhadap orang lain. Maka sesungguhnya letak persepsi atau pandangan adalah pada orang yang memberikan pandangan atau mempersepsikan bukan pada suatu hal atau kalimat serta ungkapan ataupun objek.
Segmentasi Komunikasi Intrapersonal
Aktivitas dari komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam keseharian yang mana hal ini adalah proses upaya dalam memahami dirinya sendiri yaitu dengan cara berdoa, bersyukur, dan merefleksi kembali dirinya melalui tinjauan-tinjauan tentang perbuatan dirinya sendiri serta reaksi antara kesinkronan perbuatan dengan hati. Kita ini tidak terlahir Dengan pemahaman mengenai siapa diri kita sebenarnya namun perilaku kita selama ini merupakan kontribusi besar dalam peran penting sebagaimana kita harus membangun diri untuk memahami diri sendiri.
Teori-teori Komunikasi Intrapersonal
a. Psikologi sosial, psikologi sosial merupakan salah satu bidang ilmu mengenai pengalaman dan tingkah laku personal selama menjalani hubungan dengan situasi sosial di mana hal ini dilatarbelakangi oleh timbulnya psikologi sosial yang berasal dari beberapa pendapat orang seperti contohnya Gabriel TRD mengemukakan bahwasanya pokok teori psikologi sosial berakar pada suatu proses pemindahan sebagai dasar dari hubungan timbal balik antara sosial antara manusia.
Kemudian ada gustave lebon mengemukakan bahwasanya manusia itu bermacam-macam jenis dan bermacam-macam jiwa di mana ada jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing jiwa tersebut mampu berlainan sifat dan karakternya. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial yang menjadi landasan ilmu tumbuh secara liar atau aktif dalam beberapa studi-studi program dan gelar dalam bidang psikologi yang ada pada beberapa universitas besar di mana bidang studi ini akan mempelajari potensi-potensi apa saja yang terjadi dalam perkembangan individu dalam menghadapi lingkungannya dimana potensi tersebut dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Kemampuan berbahasa
2. Adanya etika
3. Mampu berinteraksi di 3 dimensi
b. Teori Informasi, daerah ini mengemukakan beberapa pendapat di mana informasi-informasi berawal pada sebuah penyimpanan yaitu pada sensoris storage atau gudang indrawi yang kemudian akan masuk kepada Southern memory atau STM yang akan kembali lagi untuk dikodingkan kemudian akan dimasukkan kembali kepada long term memory atau ltm yang disebut juga sebagai akal atau otak manusia yang digunakan atau disimbolkan untuk proses komputasi.
Terdapat penggolongan terhadap memori yaitu memori ikonis dimana memori ini digunakan untuk perolehan secara visual dengan menggunakan memori ekosistem untuk menerima pemasukan secara auditif yaitu pendengaran memori ini juga berlangsung secara cepat hanya saja 1/10 sampai seperempat detik saja.
Pengertian Kesehatan Mental
Dalam buku Mental Hygiene, Kesehatan mental berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani keseharian dalam kehidupan; Kedua, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang lain; dan Ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana mengambil keputusan terhadap keadaan yang dihadapi (Yusuf 2011).
Kesehatan merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dan dijaga, baik kesehatan fisik, mental maupun sosial untuk mencapai kondisi yang harmonis. Menurut WHO (The World Health Organization), sehat adalah suatu kondisi yang lengkap secara fisik, metal dan kesejahteraan sosial, disamping itu tidak ada penyakit atau kelemahan yang dimiliki(Treaties 1946). Definisi sehat tidak hanya berkaitan dengan fisik semata, namun juga berkaitan dengan sehat secara psikis dan mencapai ‘kesejahteraan’ sosial.
Selanjutnya, WHO mendefinisikan tentang kesehatan mental sebagai kondisi kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan berbuah, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya (“WHO | Mental health: a state of well-being” t.t.).
Beberapa sumber literatur menunjukkan bahwasanya adanya gerakan kesehatan mental atau mental hygiene merupakan suatu kegiatan yang diajukan oleh seorang penderita gangguan mental yang bernama clifford writingham pada tahun 1876 sampai tahun 1943 beliau menulis dalam sebuah buku bahwasanya Bears mengisahkan pengalaman pribadinya ketika betapa kejamnya dan kerasnya proses penyembuhan dan pengobatan yang ada pada rumah sakit jiwa atau asylum sering dia diberi pukulan-pukulan serta hinaan yang sangat menyakitkan dan mengencang jiwanya kemudian brush juga memaparkan bahwa ketika pengalamannya itu terjadi pentingnya adanya penerimaan disertai dengan sikap pengertian atau acceptance and understanding dari orang-orang lain dan hal tersebut merupakan menjadi sikap penerimaan dan pengertian inilah yang mampu menyembuhkan banyak orang yang terkena gangguan mental untuk menjadi orang yang jiwanya mampu kembali normal.
Hingga dari tulisan ini yang sudah dibaca oleh banyak orang mendorong beberapa orang untuk menolong orang lain yang memiliki gangguan mental kemudian ketika hasilnya sudah diketahui dengan baik maka usaha mental hygiene ini bertujuan untuk meluaskan dirinya kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan bagi kesehatan mentalnya apalagi dikarenakan juga hal ini memerlukan adanya pengetahuan yang menyangkut dengan karakter atau kepribadian manusia. untuk mempelajari kesehatan mental seseorang kita harus mengetahui dasar-dasar pengetahuan ilmu jiwa umum dan khusus seperti ada sosiologi kemudian biologi ada ilmu kesehatan dan juga kepribadian serta cara-cara dalam menyelidiki kepribadian seseorang.
Sejarah kesehatan mental
Kesehatan mental juga memiliki aturan-aturan serta batasan-batasan Yang harus dipatuhi dan ditaati dikarenakan adanya aturan yang jelas dan supaya orang-orang mengetahui bagaimana cara bertingkah dan berperilaku normal atau tidak normal atau sehat dan tidak sehatnya. Penjelasan batas atau aturan baik yang normal maupun tidak normal ini penting sekali terkhusus dalam berkaitannya dengan proses pembelajaran atau bimbingan serta pendidikan maupun penyuluhan bagi psikologi serta psikoterapi.
Secara kamus dan secara umum normal itu berarti biasa di mana menurut ukuran yang dikemukakan oleh osmineralibi pada tahun 1982 dalam bukumu Prasetyo adalah suatu pola tindakan yang dilakukan bagi kesehatan mental di mana normal ini juga diartikan sebagai sehat. Normal atau sehat juga merupakan menjadi bukti dan tanda bahwa seseorang memiliki tingkah laku yang normal dan sehat di mana mental mereka sehat.
a. Metode Statistik
metode statistik merupakan metode yang digunakan berdasarkan fakta atau kenyataan yaitu ketika kita mengukur salah satu aspek kesehatan baik jasmani maupun kepintaran atau intelektual ataupun juga emosi atau perasaan kita akan melukiskan hal tersebut dengan angka-angka atau pertalian di mana nanti kita akan mendapati angka-angka tersebut dalam suatu grafik tertentu dimana nanti angka tersebut akan berada pada suatu hasil taraf pengukuran sehingga berada di tengah-tengah namun ada angka yang ketika berada di bawah rata-rata bisa menjadi angka yang terkelompok pada ujung sebelah kiri dan angka yang menjadi rata-rata itu biasanya terletak pada ujung sebelah kanan.
Melalui angka-angka tersebut kita dapat mengetahui tingkat kenormalan manusia jadi orang-orang yang memiliki atau mendapatkan hasil di angka pertengahan merupakan orang-orang yang mentalnya normal atau sehat namun jika orang yang memperoleh angka di bawah rata-rata atau dikatakan sebagai orang yang kurang normal mereka akan memperoleh angka di atas rata-rata tersebut di atas orang normal. Nah, pengukuran psikis ini atau mental ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang harus mengikuti aspek dan aspek yang sedang diukur karena hal ini tidak mengenal satuan ukuran mereka bersifat relatif atau berubah-ubah bersifat destruktif atau mampu menjabarkan mengenai kepribadian seseorang dan ketika sudah membuat tes ini maka tes ini merupakan salah satu tes yang tidak bisa atau tidak mungkin untuk dihindari dan salah dalam pengukurannya.
Metode ini juga lebih meyakinkan atau menjaminkan terhadap objektivitas yang mampu membedakan antara yang normal dan tidak normal dikarenakan hasil analisisnya menggunakan simbol-simbol angka serta rumus-rumus yang bersifat ilmiah atau eksaks di mana hal ini akan menghasilkan hasil yang sama dengan kepribadian seseorang. Namun ada hasil yang berupa angka-angka yang mana hal itu diperoleh dari pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung terhadap aspek yang diukurnya atau dalam artian belum adanya satuan ukuran yang pasti dan hasilnya pun masih bersifat deskriptif yang belum menunjukkan sifat mutlak atau pasti tetapi lebih condong pada relatif atau pasti.
b. Norma-norma Sosial
tingkah laku atau karakter seorang yang normal adalah tingkah laku yang sesuai dan cocok dengan norma-norma yang ada pada lingkungan sekitar dalam masyarakat tertentu namun jika tingkah laku mereka tidak normal merupakan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat.
Norma sosial juga merupakan bagian dari aspek tingkah laku yang mencakup sikap sosial nilai-nilai dan hal-hal lain yang disepakati dan dikendapati serta diterima oleh suatu kumpulan. Menurut Simanjuntak dalam bukunya yang berjudul monif Prasetyo beliau mengatakan bahwa dalam norma-norma itu memiliki aspek dimana aspeknya adalah aspek hukum, aspek agama kesusilaan dan tradisi atau adat istiadat serta kajian kaidah sosial yang ada pada masyarakat tersebut sebagai bentuk dan alat untuk menunjukkan hidup yang mampu menentukan bagaimana sikap manusia ke depannya serta pergaulan manusia tersebut.
Apa yang orang-orang anggap normal pada lingkungan tertentu belum tentu dianggap normal oleh kebanyakan orang lain yang dan norma ini juga memiliki suatu batasan pada waktu tertentu selama norma ini berada pada masyarakat tertentu namun masyarakat itu pun belum tentu mendukung norma yang ada di daerahnya apabila norma ini sudah tidak dipakai dan tidak digunakan lagi oleh masyarakat tersebut maka norma ini akan berangsur-angsur menghilang.
Menurut norma sosial orang yang berpegang teguh dan mampu dalam menjaga kesehatan mentalnya merupakan orang-orang yang mampu dalam berkesanggupan dan berpegang apa yang sudah mereka miliki serta menjadi sosok dalam komponen peranan sosial yang baik dan tepat.
c. Tingkah laku pengukuran
Untuk mengukur seseorang itu normal atau tidak normal hal itu tidak didapat secara langsung hanya dari tingkah laku namun dari kesanggupan orang itu dalam mewujudkan atau mengembangkan potensi-potensi yang ada dirinya itu termasuk ke dalam kemampuan untuk mengukur tingkah laku seseorang atau disebut juga sebagai pengaturan atau conformity. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya dalam menentukan seseorang sehat secara mental ataupun tidak sehat secara mental kita bisa menggunakan dengan metode norma statistik atau metode sosial serta dengan pengukuran tingkah laku manusia.
Prinsip-prinsip Kesehatan Mental
Dalam Islam Alquran dan hadis memiliki prinsip terhadap kesehatan mental seorang manusia di mana Islam memandang bahwa keberhasilan seseorang tidak lepas dari peran dan campur tangan Allah subhanahu wa ta'ala yang mana ia adalah zat yang mengatur segala urusan di langit dan di bumi. Demikian juga dalam potensi pengembangan akademik yang diraih oleh seorang peserta didik atau seorang manusia tidak lain dan tidak bukan karena adanya campur tangan Allah subhanahu wa ta'ala yang mengatur. Untuk itu kesehatan mental bukan hanya mencakup pada kondisi fisik namun juga penekanan terhadap spiritual religius dan kerohanian seorang manusia. Melalui penanaman melalui penanaman ilmu agama yang baik itu merupakan pondasi melahirkan manusia generasi berikutnya yang tidak hanya cerdas namun juga bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala sehingga manusia itu selain unggul di bidang akademik namun bidang spiritualnya pun juga unggul. Dalam beberapa aspek dan pos sudut pandang beberapa orang generasi seperti itulah yang dikatakan generasi unggul dibandingkan generasi yang hanya cerdas di akademik. Untuk itu penanaman karakter serta ketawa ladanan bagi seorang peserta didik terutama yang beragama Islam merupakan menjadi pondasan penting bagi kesehatan mental untuk memiliki adanya kesinambungan yang kesinambungan antara keterlibatan pribadi yang sholeh cerdas dan berakhlakul karimah. Pribadi seperti inilah yang diharapkan oleh rakyat dan banyak orang sebagai pribadi yang mampu memimpin dan memajukan sebuah bangsa.
Dengan kata lain dalam suatu kajian atau khazanah dunia pendidikan Islam konsep pendidikan ini mengaitkan antara bimbingan kepribadian kejiwaan yang mampu menjaga keseimbangan antara jasmani maupun spiritual yang tujuannya bermuara dan berakhir pada aspek kognitif peserta didik yang mana hal tersebut akan menimbulkan aspek positif untuk melingkupinya. Hingga proses pemberian materi terhadap siswa pun menjadi ideal serta tidak hanya terletak pada upaya mencerdaskan peserta didik namun ada hal yang lebih penting dari hal tersebut di mana seorang pendidik mampu mengajarkan peserta didiknya untuk membentuk moral dan karakter yang baik serta menempatkan belajar merupakan sebagai ibadah bukan hanya mengejar prestasi akademik namun juga belajar menjadi salah satu aktivitas yang menghasilkan pahala sehingga dari belajar tidak hanya memperoleh kebahagiaan duniawi namun juga memperoleh kebahagiaan oleh karena itu ketika kita belajar maka kita harus meniatkan apa yang kita pelajari itu untuk mencari ridho Allah untuk mencari kebahagiaan akhirat serta mengembangkan dan melestarikan Islam kemudian kita juga mensyukuri nikmat Allah melalui akal dan panca indra kita yang bisa kita gunakan untuk melihat ciptaannya serta belajar agama Islam juga ditujukan untuk menghilangkan kebodohan.
Berhubungan dengan hal-hal yang sudah diuraikan di atas dalam pelaksanaan bimbingan konseling terhadap agama Islam ada beberapa prinsip-prinsip bagi kesehatan mental yang seharusnya didirikan diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Prinsip beriman kepada Allah SWT.
2. Prinsip beriman kepada malaikat
3. Prinsip beriman kepada nabi dan rasul
4. Prinsip beriman kepada Al Qur'an
5. Prinsip beriman kepada hari akhir
6. Beriman kepada ketetapan Allah SWT
Oleh karena itu dengan menjalani beberapa aspek kesehatan mental bagi seorang muslim yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sudah dipaparkan di atas yang tidak lain dan tidak bukan merupakan adalah isi dari rukun iman yang kita kenal di dalam Islam di mana prinsip tersebut mengarahkan peserta didik menuju jalan yang benar.
Prinsip-prinsip yang sudah disebutkan tadi merupakan prinsip yang dijadikan sebagai bimbingan bagi kesehatan mental dikarenakan mampu menghasilkan manusia yang memiliki dan mempunyai kecerdasan emosional terhadap spiritual yang sangat tinggi beserta pribadi yang soleh cerdas dan berakhlakul karimah dan mampu beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang maha esa.
Metode Al-Qur‟an dan Al Hadits dalam Merealisasikan Kesehatan Mental
Kesehatan mental lahir dari kepribadian yang mantap. Semua indikator kepribadian yang mantap tersebut ada pada kepribadian Rasulullah SAW. Beliau adalah sosok yang mampu menyeimbangkan antara dimensi-dimensi kehidupan yang ada, sehingga Allah memujinya sebagai pribadi yang agung akhlaknya. Allah berfirman: “Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam: 4). Rasulullah adalah prototipe ideal untuk annafsu al muthmainnah yang memiliki indikator kesehatan mental level tinggi.
Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam memiliki metode yang khas dalam merealisasikan kesehatan mental dilengkapi dengan model nyata dari Rasulullah SAW menjadi sebuah panduan lengkap bagi umat Islam dan manusia secara umum. Hal ini berbeda dengan pemikiran psikologi lain yang lebih bersifat teoritis karena tidak disertai model yang merealisasikan teori-teori tersebut. Menurut Quraish Shihab (2003) Islam telah menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan.
Metode Penguatan Dimensi Spiritual
Untuk memperoleh ketenangan dan ketenraman jiwa yang hakiki, Islam sejak awal mengajak manusia kepada iman dan mentauhidkan Allah. Tujuannya tidak lain agar mereka terbebas dari etika dan tradisi jahiliyah yang mewarnai pikiran mereka dengan kebodohan dan khurafat. Metode ini benar-benar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam merubah kepribadian bangsa Arab waktu itu, sehingga mereka menjadi jiwa yang tidak lagi mengkhawatirkan hal-hal yang dahulu sangat mereka cemaskan seperti rasa takut mati, takut miskin, takut terkena musibah, mapun takut kepada sesama manusia. Dengan keimanan dan tauhid mereka benar-benar merasakan keamanan jiwa (Najati, 1987). Hal ini sebagaimana firman Allah: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An'am: 82).
Orang terbiasa melakukan ibadah-ibadah yang disyariatkan akan terlatih untuk sabar menanggung beban, mengokohkan tekad menciptakan rasa cinta dan berbuat baik kepada orang lain, serta memupuk spirit untuk melakukan interaksi sosial. Ketika orang-orang yang mengalami tekanan, pengalaman emosional yang buruk, pertarungan bathin yang menyebabkannya menderita penyakit jiwa, ibadah-ibadah di dalam Islam dapat berfungsi sebagai media psikoterapi yang mujarab.
a. Psikoterapi Melalui Shalat
Ritual shalat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan gundah. Dengan mengerjakan shalat secara khusyuk akan menghadirkan rasa tenang, tentram dan damai. Rasulullah SAW senantiasa mengerjakan shalat ketika ditimpa masalah yang membuat dirinya menjadi tegang. Diriwayatkan oleh Hudzaifah RA bahwa ia berkata; “Jika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam merasa gundah karena sebuah perkara, maka beliau menunaikan shalat" (HR. Abu Dawud). Hal ini tentu mengisyaratkan pentingnya ritual shalat untuk menciptakan rasa tenang dan tentram pada jiwa seseorang.
b. Psikoterapi melalui Puasa
Dalam ibadah puasa terdapat unsur latihan bagi seseorang untuk bersabar menanggung beban berat kehidupan seperti menahan rasa haus dan lapar, menahan marah serta menahan untuk berbuat yang tidak baik. Dalam sudut sosial, ketika seseorang menahan lapar dan dahaga maka ia akan ikut merasakan penderitaan kaum fakir miskin yang sering kali tidak bisa mengkonsumsi makanan. Rasa empati yang timbul akan mendorong seseorang yang berpuasa mengasihi saudaranya yang bernasib kurang baik secara eknomi. Dia akan memberikan pertolongan dan berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan sehingga hubungan sosialnya menjadi lebih baik. Kepekaan dan tanggung jawab sosial cenderung mendorong seseorang untuk berbagi sehingga ia merasa sebagai anggota masyarakat yang bermanfaat bagi komunitasnya dan akhirnya ia merasa tentram. Inilah yang disebut oleh Jamaluddin Ancok sebagai Hunger Project (Ancok dan Suroso, 1995). Dari sisi psikis, ibadah puasa berguna untuk mengobati perasaan berdosa dan menghilangkan kegundahan.
c. Psikoterapi Melalui Ibadah Haji
Menunaikan ibadah haji dapat melatih kesabaran, melatih jiwa untuk berjuang, serta mengontrol syahwat dan hawa nafsu. Ibadah haji menjadi terapi atas kesombongan, arogansi, dan berbangga diri sebab dalam praktek ibadah haji kedudukan semua manusia sama. Permohonan ampunan dan ditambah suasana yang bergemuruh penuh lantunan Ilahi membuat suasana ibadah haji sarat dengan nilai spiritualitas yang dapat mengobarkan rasa semangat yang tinggi untuk meraih ketenangan (Najati, 2003). Selain itu, Nabi menghabarkan bahwa ibadah haji dapat melebur dosa melalui sabdanya: “Antara umrah sampai umrah berikutnya dapat melebur dosa-dosa yang ada di antara keduannya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR. Al Bukhari dan Muslim).
d. Psikoterapi Melalui Dzikir dan Doa
Dzikir dan doa adalah ibadah yang utama dalam Islam bahkan menjadi intinya. Dzikir yang dilakukan akan membuat hati dan jiwa menjadi tenang. Rasulullah mengajari para sahabat untuk senantiasa berdzikir dan berdoa untuk memperkuat hubungannya dengan Allah, dan mendekatkan diri kepada-Nya setiap saaat. Dengan berdoa seorang hamba dapat mengungkapkan isi hatinya dan mencurahkan kegundahannya, mengadu kepada sang pencipta. Hal ini akan memberi efek ketenangan disebabkan keyakinan bahwa Allah akan membantunya keluar dari permasalahan. Allah berfirman: “Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang - orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al Ghafir: 60).
Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa Peran Komunikasi Interpersonal terhadap Kesehatan Mental Seseorang berdampak. Karena dalam prosesnya, Komunikasi Interpersonal bersiifat dialogis. Maksudnya, ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. Jadi komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif. Jika tidak diterima maka komunikator akan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kommunikasi untuk bertanya. Jadi, komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang, karena pada prosesnya komunikasi interpersonal bersifat dialogis, yang mana komunikan akan berperan untuk menyeimbangi peran komunikator, agar tercipta pola komunikasi yang baik.
Pentingnya mengingat Allah dalam Islam juga bertujuan untuk mencapai ketenangan batin dan kesehatan mental yang holistik. Al-Qur'an dan Al-Hadits dianggap sebagai sumber kedamaian dan petunjuk bagi umat manusia, serta memberikan pedoman dalam menjaga alam untuk mencapai kebahagiaan sejati. Selain itu, psikoterapi dalam Islam melalui ibadah-ibadah seperti puasa, haji, dzikir, dan doa juga merupakan cara untuk mengatasi perasaan berdosa, menghilangkan kegundahan, dan meraih ketenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H