Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kongres PSSI 2017, Bicara Pikiran dan Rasa

13 Januari 2017   05:49 Diperbarui: 13 Januari 2017   08:54 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kapten Timnas. Apresiasi, bukankah bicara rasa dan pikiran?

Saya bukan pengemar sepak bola, tapi seperti merasakan adanya cinta baru yang menarik-narik hati. Sebetulnya, sejak lama saya dikelilingi orang-orang pecinta bola, pemain bola, bahkan penjual baju  dan atribut bola. Dan saya tidak pernah paham seutuhnya tentang dunia bola ini. Isu mafia, judi, politik, kurang perhatiannya Pemerintah, dan lainnya sekadar lewat melalui mata dan telinga, tidak sampai masuk ke dalam pikiran dan hati. Saya berpikir isu-isu tersebut tidak hanya terjadi pada sepak bola Indonesia, tapi juga pada banyak aspek.

7 Januari 2017, adalah hari saya meraba tubuh PSSI dengan kepengurusan barunya. Benak saya sempat terlintas, “Bukannya anggotanya itu-itu saja, ya. Paling, masih berkutat dalam hal yang sama.” Malah sebelumnya, saya bertanya pada seorang teman, “Worth it kah saya meliput PSSI?” Teman saya menjawab, “Justru itu, cari tahu cat apa yang mereka poles dan bagaimana desain renovasi pada tubuhnya. Tidak sekadar mengumumkan perubahan nama klub-klub dan nama pelatih..Haha..”

Akhirnya, saya tidak berharap apa-apa, kerap harapan itu  gugur di tengah jalan. Saya membuang pikiran-pikiran negatif terhadap PSSI. Sebab, saya harus ‘bersih’ jika ingin mengenalnya secara dekat.

Geliat pada tanggal 7 Januari, jelang Kongres PSSI 2017, 8 Januari 2017, begitu terasa atmosfirnya di Hotel Aryaduta Bandung. Warga Bandung mungkin tidak merasakan apa-apa atau dampak dari terselenggaranya Kongres PSSI 2017, malah bisa jadi warga negara Indonesia lainnya. Namun, apakah kita tidak ramai berkomentar jika terjadi kemenangan atau kekalahan Timnas Sepak Bola Indonesia? ‘Keramaian’ yang tidak saja tersaja terjadi pada ruang media sosial dan cetak, tapi juga menular di warung-warung kopi sampai pasar-pasar di pelosok Nusantara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pertama yang saya dapat dari wawancara Edy Rahmayadi, Ketua PSSI periode baru, adalah pertanyaan wartawan mengenai nama pelatih. Betul juga apa kata teman saya.  Hehe.

Pelatih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya suatu tim sepak bola. Wajar saja, banyak yang mempertanyakan hal ini.  Dari banyaknya wawancara dan rancangan maupun pengesahan program, pemberdayaan dan pengembangan menjadi perhatian saya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Terlebih lagi, tercanang program U15 yang bakal mencari dan memantau bibit-bibit dari 34 propinsi. Serta memberikan standarisasi kurikulum yang mendapatkan asistensi dari Spanyol, dengan tujuan Timnas mempunyai karakter dan Indonesia Way. Inti program ialah meng-create pemuda-pemuda lokal untuk berlaga dan berprestasi di panggung dunia.

“Pembinaan di atas segalanya untuk masa depan sepak bola Indonesia,” ditekankan dalam program saat dibacakan oleh Ade Wellington, Sekjen PBB saat kongres terbuka. Program U15 ini akan dilaksanakan bulan Januari 2017 sekaligus seleksi Timnas untuk bertanding di Thailand. Para pemain muda berbakat dari 34 propinsi akan diseleksi, di-training, dan try out dan putaran finalnya dilakukan di Jakarta. Uji coba (try out) maksimum dilakukan sebanyak 3 kali – uji coba pertama pada bulan Febuari dan Maret dengan target Sea Games. Sedangkan untuk kompetisi Asia, langkah awal PSSI sementara menargetkan mampu bersaing unggul di Asia Tenggara – berharap bisa mengalahkan Filipine dan Thailand.

Hal kedua yang menarik perhatian saya adalah timnas wanita. Beberapa tahun ini saya perhatikan, banyak kaum wanita yang menggilai sepak bola, baik itu menonton, menjadi fans, dan bermain bola. Tidak sedikit dari mereka mencari baju bola yang menempelkan klub kesayangan mereka, sayangnya ini sulit didapatkan. Belum lagi, komentar-komentar kaum wanita di media sosial ketika pertandingan bola (nasional maupun internasional), tidak kalah hebihnya dengan kaum pria penggila sepak bola.

Cerita lain dari itu.

Indonesia sejak lama memiliki Timnas wanita (1975) dan rentang  26 tahun tidak berpartisipasi dalam Kejuaran Piala Asia Wanita AFC. Kemudian, terdengar lagi tahun 2016, Tim Futsal Wanita masuk ke babak final divisi wanita AFF Futsal Club Championship.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun