Mohon tunggu...
dela emka
dela emka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih dalam proses belajar dan menjadikan semua peristiwa sebagai pembelajaran hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidayah di Balik Duka

13 Oktober 2024   13:50 Diperbarui: 13 Oktober 2024   14:37 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                HIDAYAH DIBALIK DUKA                                          

    Adzan subuh berkumandang syahdu,mengiris dinginnya pagi yang masih menyelimuti pondok pesantren.Satu per satu,mereka bangkit dari mimpi,tubuh terasa berat namun hati bersemangat menyambut datangnya hari baru,

namun tidak dengan salah satu santriwati yang diketahui bernama Dina Mukhlisa yang baru masuk pesantren Dua minggu yang lalu ,yang mana ia marah-marah dibangunkan salah satu santri seniornya untuk persiapan sholat subuh berjamaah,hingga terdengar oleh salah satu pengurus keamanan yang ikut membangunkan santri lainya.

sampai akhirnya menghampiri sumber suara keributan “ada apa subuh-subuh ribut seperti ini,bukannya cepat-cepat persiapan jamaah malah bikin  ribut,ada apa?

 “mohon maaf mbak sebelumnya,ini niat saya bangunin si Dina, eh malah marah-marah pake ngusir segala lagi”ucap santri senior dikamar tersebut,

seketika Dina tak mau kalah dengan seniornya”maaf ya mb,aku ga bermaksud tidak mau persiapan jamaah,emang hari ini aku lagi udzur aja kok”ucap Dina alasan ,

seketika sang seniorpun menyanggahnya “ya kalo lagi udzur tinggal bilang aja kalo lagi haid,ngga tiba-tiba marah pake ngusir lagi”

kemudian  pengurus keamanan pun menengahi drama subuh ini “Sudah-sudah tidak usah diperdebatkan , Mita kamu lanjut  bangunin anak-anak lainya aja dulu,dan kamu, sambil menunjuk kearah Dina “meskipun dirimu lagi haid,tetap harus bangun subuh ya,persiapan ngaji pagi nanti kamu bisa mandi duluan biar nanti ga keteteran dan kalo semisal ditegur sama mbak-mbaknya didengerin ya”ucap pengurus keamanan dengan sangat hati-hati berhubung Dina masih santri baru.

Dina pun langsung mau tak mau langsung berdiri mempersiapkan diri untuk kegiatan pondok.Namanya Dina Mukhlisa,santriwati baru yang baru masuk dipesantren al-hikmah Dua mingu lalu,dimarahi pengurus sudah menjadi makanan dia selama dipesantren,dengan kesan pertamanya yang diam-diam membawa hp, menyembunyikannya di tas yang tak sengaja diketahui salah satu santri,sempat 3 hari awal ia masuk dia berontak tak ingin mondok hingga ibunya sempat menemaninya 3 hari tinggal di pesantren,Dina yang tak biasa jauh dari orang tuanya membuatnya susah betah dipesantren.Hari- hari pertama setelah ibunya pulang, di pesantren terasa menyika bagi Dina.Ia sering melanggar peraturan,seperti keluar kamar tanpa izin,tiga kali mencoba kabur. 

   Disisi lain seorang santriwati yang selalu tersenyum di berbagai keadaanya,rajin,baik dan cantik sudah menjadi kesan pertamanya ketika awal-awal masuk pesantren, Nara Sayida namanya.Nara selalu menjadi pertama bangun di asrama.Ketika fajar mengintip dari balik jendela kayu,ia sudah siap dengan sarung dan mukena.Suara adzan subuh menggema,mengiringi langkahnya menuju masjid pesantren.Setelah sholat subuh semua santri berkumpul di serambi masjid untuk mengaji aurod dilanjut membaca kiitab kuning yang langsung diajarkan oleh pengasuh pondok.ketika pengasuh sedang mengajarkan tentang niat tholabul ilmi tak sengaja menunjuk santriwati yang sedang melamun,Dina yang tak sadar menjadi pusat perhatian bertanya dengan teman sebelahnya “kamu ditanya sama Abah tujuan kamu disini apa?ucap teman sebelahnya.Dina bingung menjawab bagaimana dan akhirnya dia menjawab “saya tidak tahu,saya bisa disini karena orang tua saya”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun