Dina yang sangat excited menunggu Ibunya di depan gerbang,di rumah Dina hanya ada Ibu dan kakaknya,Ayahhnya kerja di Sulawesi sejak Dina kelas 4 sd,
Dina yang jenuh menunggu,tiba-tiba pengurus keamanan menghampirinya lalu mengabari kalo ibunya sakit,tidak bisa menjenguknya.Dan akhirnya Dina hanya bisa video call lewat hp pengurus.
“terdengar suara ibunya yang terbatuk-batuk,lalu tersenyum melihat anaknya,Ibu baik-baik saja din,kamu bagaimana?sudah betah di pondok?
Seketika Dina mencurahkan keluh kesahnya,dia ingin keluar dari pondok,dia ingin bebas ikut teman-temannya untuk sekolah diluar.
“Ibunya hanya berpesan,Nak,jangan sia-siakan kesempatanmu belajar di pondok,apa yang kamu dapatkan di pesantren tidak akan kamu temui di manapun,selain kamu untuk menuntut ilmu,mencari ridho Allah,nanti Dina bisa belajar banyak-banyak tentang agama,bagaimana membaca al-quran dengan baik dan benar dan kamu nanti bisa mendoakan ayah dan ibu,semoga kita semua bisa berkumpul di akhirat bersama kelak,yang semangat ya nak mondoknya,Ibu bangga padamu.”
Setelah berakhir pecakapan antara Dina dan ibunya tersebut,Dina pergi ke rooftop asrama,menyendiri,merenung ia menangis gagal membujuk ibunya untuk boyong dari pesantren.
Keesokannya,habis piket pagi Dina di panggil pengurus keamanan untuk keruangannya,
“Dina,nanti 08.00 kamu pulang ya,nanti om kamu yang akan jemput kamu untuk pulang,jadi sekarang kamu boleh persiapan ya ”ucap pengurus dengan tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.
Setelah itu Dina ga mikir dua kali,siapa juga ya ga senang kalo mau pulang,dan tepat jam 08.00 om nya datang,Dina pun juga tak bertanya mengapa dirinya bisa pulang mendadak,yang ia fikirkan akhirnya bisa bebas,senang bukan kepalang.
Sampai depan rumah,Dina terheran kenapa banyak sekali tetangganya mengunjungi rumahnya,firasat dina tidak enak,ketika mau melangkah dari pintu depan dina langsung disuguhkan keranda yang telah siap untuk di sholatkan.Semua orang di ruangan matanya tertuju ke Dina dengan tatapan sendu,kasihan,dina yang tidak tahu mengapa di suruh pulang ternyata harus kehilangan salah satu anggota keluarganya.
Tiba-tiba ayahnya merangkul dina untuk menguatkan dan menjelaskan apa yag terjadi,