Program kerja sosialisasi dan pelatihan pembuatan ecobrick menuai respon positif dari siswa SDN 2 Wonomulyo. “Kegiatannya asik banget, soalnya Kakak KKN baik dan ramah, kami juga diajak untuk melukis dan merangkai ecobrick. Terima kasih sudah mendidik kami untuk mengelola sampah plastik,” ujar Aulia, siswa kelas 5.
Kegiatan pembuatan ecobrick menghasilkan barang yang memiliki nilai guna yaitu rak yang nantinya akan diisi buku di pojok baca kelas. Terciptanya rak buku ini diharapkan dapat menjadi awal generasi muda yang memiliki minat baca sehingga mampu meningkatkan mutu literasi Indonesia.
“Program kerja ini menjadi solusi bagi permasalahan limbah plastik khususnya di lingkungan sekolah, hasil dari pengolahan limbah plastik dapat dimanfaatkan sebagai benda yang berguna dan dapat menambah nilai estetika," ujar Dr. Fitria Dina Riana, S.P., M.P. sebagai Dosen Pembimbing Lapang.
Deny Meitasari, S.P., M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing Lapang juga menambahkan bahwa pengenalan pemilahan limbah kepada generasi muda merupakan awal yang baik menuju Indonesia cerdas karena mampu mengelompokkan sampah berdasarkan cara pengolahannya masing-masing. Pemanfaatan limbah utamanya anorganik seperti plastik dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta menjadi langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan.
Andreas Billy Nugroho selaku Koordinator Desa juga menyampaikan bahwa “masyarakat utamanya generasi muda perlu menyadari dan memahami signifikansi daur ulang sebagai langkah awal menjaga kelestarian lingkungan. Pemanfaatan limbah plastik selain dapat menerapkan prinsip berkelanjutan, juga mampu meningkatkan kreativitas siswa. Adanya pelatihan pemanfaatan sederhana ini, siswa lebih mudah untuk menerima dan menerapkannya dalam rutinitas sehari-hari.”
Pemanfaatan sampah plastik menjadi barang yang bernilai guna dan estetika seperti kreativitas kupu-kupu dan ecobrick, tidak hanya dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga menawarkan solusi kreatif dan inovatif dari pengolahan limbah. Melalui kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat, terutama anak-anak yang seharusnya diajarkan sejak dini, kita dapat mengubah sampah yang semula tidak berharga menjadi sumber daya yang bernilai guna bagi kehidupan dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Penulis: Tim KKN FP UB Desa Wonomulyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H