Mohon tunggu...
I Kadek Susila Yudayana
I Kadek Susila Yudayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kuliah di UNDIKSHA Fakultas Teknik dan Kejuruan Prodi Pendidikan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngaben Orang Menyebutkan Itu Sangat Boros Apakah Perlu Dilakukan?

16 Juli 2024   13:20 Diperbarui: 16 Juli 2024   13:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ngaben sering kali memerlukan biaya yang sangat besar, yang mencakup persiapan wadah (bade), persembahan (banten), pakaian khusus, dan berbagai keperluan lainnya. Pengeluaran ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk satu kali upacara. Bagi banyak keluarga, terutama yang kurang mampu, beban finansial ini bisa menjadi sangat berat. Bahkan, ada yang sampai harus berhutang atau menjual aset berharga untuk memenuhi biaya upacara tersebut.

Tekanan Sosial dan Ekonomi

Selain beban finansial, ada juga tekanan sosial yang dirasakan oleh keluarga yang menyelenggarakan ngaben. Dalam budaya Bali, ada harapan dan tuntutan sosial untuk menyelenggarakan upacara ngaben yang sesuai dengan adat dan tradisi, sehingga kadang-kadang keluarga merasa terpaksa untuk mengikuti standar yang ada meskipun kemampuan ekonomi mereka tidak mencukupi. Tekanan ini dapat menambah stres dan kecemasan bagi keluarga yang ditinggalkan, karena mereka harus berusaha keras untuk memenuhi ekspektasi sosial tersebut.

 Penghormatan kepada Leluhur

Di sisi lain, bagi masyarakat Bali, ngaben bukan hanya sekadar ritual agama, tetapi juga simbol penghormatan tertinggi kepada leluhur. Dengan menggelar upacara ngaben, keluarga percaya bahwa mereka telah memenuhi kewajiban moral dan spiritual, sehingga almarhum dapat beristirahat dengan tenang. Ngaben dianggap sebagai jalan untuk membebaskan roh almarhum dari ikatan duniawi dan membantu mereka mencapai kehidupan yang lebih baik di alam baka.

Aspek Spiritual dan Budaya

Ngaben juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat Bali. Upacara ini melambangkan siklus kehidupan dan kematian serta kepercayaan akan reinkarnasi. Melalui ngaben, keluarga yang ditinggalkan merasa mendapatkan ketenangan batin karena mereka telah melakukan tanggung jawab mereka sebagai anak dan keturunan. Selain itu, ngaben juga merupakan sarana untuk mempererat hubungan keluarga dan komunitas, karena upacara ini melibatkan partisipasi aktif dari banyak pihak, termasuk tetangga dan kerabat jauh.

 Modernisasi dan Solusi Alternatif

Seiring dengan perkembangan zaman, ada upaya untuk mencari solusi alternatif yang lebih ekonomis tanpa mengurangi nilai spiritual dan makna ngaben. Beberapa komunitas di Bali mulai mengadopsi cara-cara yang lebih sederhana dalam pelaksanaan ngaben, seperti ngaben massal yang biayanya bisa ditanggung bersama oleh beberapa keluarga. Selain itu, ada juga yang memilih untuk melakukan ngaben secara simbolis dengan prosesi yang lebih kecil namun tetap sakral.

Pandangan Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah Bali dan lembaga adat setempat turut berperan dalam menyikapi kontroversi ini. Mereka mencoba mencari keseimbangan antara menjaga tradisi dan menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Beberapa inisiatif, seperti bantuan dana untuk keluarga kurang mampu atau penyediaan fasilitas umum untuk ngaben massal, telah diupayakan untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun