Mohon tunggu...
I Kadek Susila Yudayana
I Kadek Susila Yudayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kuliah di UNDIKSHA Fakultas Teknik dan Kejuruan Prodi Pendidikan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngaben Orang Menyebutkan Itu Sangat Boros Apakah Perlu Dilakukan?

16 Juli 2024   13:20 Diperbarui: 16 Juli 2024   13:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ngaben, juga dikenal sebagai "Pitra Yadnya," adalah upacara kremasi atau pembakaran jenazah dalam tradisi Hindu Bali yang memiliki makna mendalam dan penuh simbolisme. Upacara ini merupakan salah satu ritual paling penting dalam kehidupan masyarakat Bali karena diyakini sebagai proses pemurnian roh agar bisa kembali ke alam asalnya dan siap untuk reinkarnasi.

Asal Usul dan Makna Ngaben Ngaben berasal dari kata "Ngabuin" yang berarti "membakar hingga menjadi abu." Upacara ini mencerminkan keyakinan Hindu Bali bahwa tubuh manusia hanya merupakan wadah sementara bagi roh. Setelah kematian, roh perlu dilepaskan dari tubuh fisik dan dimurnikan melalui pembakaran agar dapat kembali ke alam leluhur dan bersiap untuk siklus reinkarnasi berikutnya.

Adapun Tahapan Upacara Ngaben, Upacara Ngaben terdiri dari beberapa tahapan yang masing-masing memiliki makna simbolis dan ritual tersendiri:

1. Persiapan dan Penyucian Jenazah:

   Sebelum upacara, jenazah akan dibersihkan dan dipakaikan pakaian terbaik. Proses penyucian ini disebut "Nyiramin" dan melibatkan anggota keluarga serta pendeta. Selain itu, keluarga juga membuat sarcophagus atau wadah berbentuk lembu, singa, atau naga yang akan digunakan untuk membakar jenazah.

2. Upacara Pitra Yadnya:

   Upacara ini dilakukan di rumah duka. Pitra Yadnya adalah ritual untuk menghormati arwah leluhur. Selama upacara, dilakukan berbagai persembahan seperti sesaji, bunga, dan air suci. Pendeta memimpin doa-doa dan mantra untuk memohon restu dari dewa-dewi serta roh leluhur.

3. Pengangkatan dan Prosesi Jenazah:

   Setelah upacara di rumah, jenazah diarak menuju tempat kremasi dalam sebuah prosesi besar. Jenazah ditempatkan dalam sarcophagus dan diusung oleh keluarga dan kerabat. Prosesi ini sering kali meriah dengan musik tradisional, tarian, dan pertunjukan budaya lainnya.

4. Pembakaran Jenazah:

   Di tempat kremasi, jenazah dibakar dalam sarcophagus yang sudah disiapkan. Proses ini melibatkan pembacaan mantra-mantra suci oleh pendeta serta persembahan tambahan. Pembakaran ini melambangkan pelepasan roh dari tubuh fisik agar dapat menuju alam spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun