Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Sungai di Lereng Gunung: Edukasi, Konservasi, dan Pemberdayaan

21 Mei 2024   13:44 Diperbarui: 22 Mei 2024   14:52 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas selanjutnya yang bisa dirintis di DRC atau wisata alam lain adalah mengajak pengunjung menanam tanaman yang penting untuk menyangga kawasan sempadan sungai sekaligus memperbanyak cadangan air di dalam tanah. 

Untuk itu, tidak semua wilayah sempadan sungai dibangun tempat menginap para pengunjung. Memang, di DRC sudah ada upaya untuk menanam bibit pohon seperti pinus. Namun, volume bibit pohon perlu diperbanyak agar ke depannya bisa mencegah erosi tanah, sekaligus menghadirkan suasana sejuk.

Kawasan yang bisa ditanami bibit pohon. Dokumentasi pribadi 
Kawasan yang bisa ditanami bibit pohon. Dokumentasi pribadi 

Dengan pengalaman menanam tersebut, mereka akan memiliki ikatan emosional dengan pohon yang mereka tanam. Harapannya, pegunjung mau berkunjung kembali untuk menengok pohon yang mereka tanam. Atau, mereka bisa mengajak kawan dan keluarga, sehingga semakin banyak wisatawan yang berlibur sekaligus menanam pohon. 

Menyiapkan Sistem Peringatan Dini Kebencanaan

Meskipun muncul kritik terkait kemungkinan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor ketika hujan deras mengguyur kawasan hulu, para pengelola tidak harus bingung. Melibatkan masyarakat dalam membangun sistem peringatan dini akan menjadi titik awal yang bagus, selain para pakar kebencanaan. 

Pengalaman selama tinggal di sekitar kawasan DRC menjadikan warga mengetahui tanda-tanda alam ketika hujan sedang deras di kawasan hulu serta potensi terjadinya banjir bandang dan tanah longsor. Mempertemukan pengalaman warga dan kepakaran para ahli bencana akan memudahkan pembuatan sistem peringatan dini yang bisa dipahami oleh pengunjung. 

Bahagia dan gembira bisa menghadirkan empati kepada alam. Dokumentasi pribadi 
Bahagia dan gembira bisa menghadirkan empati kepada alam. Dokumentasi pribadi 

Selain itu, di kawasan tertentu tertentu yang dianggap agak berbahaya bisa diberikan papan peringatan sehingga wisatawan tidak memasuki area tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan selama proses berwisata. 

Ketika pemahaman-pemahaman terkait pemberdayaan, edukasi, dan konservasi menjadi "ruh" dalam pengembangan DRC dan destinasi wisata alam lain, kita bisa berharap tumbuhnya destinasi-destinasi wisata yang bisa menggabungkan kepentingan ekologis dan kebutuhan ekonomis. 

Harapannya, pariwisata berbasis komunitas dan lingkungan yang berkelanjutan bisa menjadi pembeda yang berdampak positif bagi warga, pengelola, dan alam yang disiapkan untuk generasi penerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun