Akan lebih tepat kalau para pengusaha pariwisata bisa menggandeng dan merangkul kaum muda atau warga sekitar yang bisa diajak bersama-sama mengembangkan destinasi. Tentu, ini membutuhkan kesabaran dalam mengarahkan keterlibatan warga sekitar. Bagaimanapun, mereka perlu diajak belajar bagaimana tata cara menyambut dan melayani wisatawan sebaik-baiknya.Â
Tidak hanya untuk disiapkan menjadi para pekerja food and beverage atau pemandu wisatawan, warga lokal bisa diajak serta dalam mendesain atraksi atau destinasi yang berbasis keunikan kawasan. Jadi, para pengelola tidak asal-asalan dalam menyiapkan atraksi ataupun fasilitas buat para wisatawan.Â
Warga Suci yang tinggal di kawasan perkebunan adalah subjek yang sehari-hari menggunakan sungai untuk keperluan sehari-hari. Artinya, mereka paham bagaiamana karakteristik air dari hulu, keunikan bebatuan gunung yang menghampar di sungai, dan kondisi-kondisi ketika harus menjauhi sungai, seperti hujan deras di kawasan pegunungan.Â
Dengan keterlibatan mereka, warga pun akan ikut bertanggung jawab. Apalagi, keberadaan destinasi wisata sungai memberikan keuntungan ekonomi kepada mereka. Inilah merupakan salah satu ciri pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) yang pada beberapa dekade terakhir sedang menjadi perbincangan hangat di tingkat internasional.
Berwisata sekaligus Melakukan Edukasi dan Konservasi
Apa yang masih bisa dikembangkan dalam aktivitas pariwisata di DRC atau wisata sungai lainnya adalah melakukan edukasi kepada anak-anak dan kaum muda tentang pentingnya kecintaan terhadap alam dan konservasi. Di banyak kesempatan saya sampaikan bahwa bahagia ketika bermain air atau mandi di sungai bisa memunculkan empati dalam batin anak-anak atau kaum muda.Â
Setidaknya, cinta kepada alam akan mengisi pikiran dan batin mereka yang bergerak dinamis. Untuk itu, orang tua atau guru yang mendampingi anak-anak berwisata bisa memasukkan obrolan-obrolan santai tentang hubungan antara hutan di pegunungan, pohon di sempadan sungai, air gunung, dan kehidupan manusia. Tentu, dengan bahasa yang mudah dimengerti
Sementara, kaum muda bisa diajak melakukan outbond yang bertujuan membangun keakraban sesama rekan serta menumbuhkan nilai-nilai positif, seperti kerjasama, kompetisi tanpa menyakiti, dan visi ke depan.Â
Di sela-sela istirahat sembari menikmati kopi atau makanan khas, mereka bisa diajak diskusi bahwa semua aktivitas outbond bisa lebih meanrik dan berkesan ketika dilaksanakan di destinasi wisata alam yang masih bagus. Untuk itu, menjaga kelestarian alam menjadi kebutuhan bersama.Â