Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kalijompo, Wisata Sungai di Jember yang (Tidak) Murah(an)

15 Mei 2024   13:08 Diperbarui: 15 Mei 2024   16:42 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain di Kalijompo. Dokumentasi pribadi

Jember memiliki banyak sungai yang berhulu di kawasan Gunung Argopuro di sebelah utara dan Gunung Raung di sebelah timur. Karena berhulu di gunung, air sungainya cukup jernih dengan struktur bebatuan yang cukup indah.

Kemelimpahan air sungai-sungai di Jember dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas pertanian, dari zaman kolonial hingga pascakolonial. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda membangun banyak dam sebagai salah satu program Politik Etis untuk membantu pertanian pangan di Jember. Dam-dam buatan era kolonial masih dimanfaatkan hingga saat ini. 

Selain untuk pertanian, keindahan sungai-sungai di Jember dimanfaatkan untuk membuat destinasi wisata alam yang bisa memberikan hiburan dan kebahagiaan kepada warga, selain untuk tujuan edukasi. 

Aliran air dan bebatuan di Kalijompo. Dokumentasi pribadi
Aliran air dan bebatuan di Kalijompo. Dokumentasi pribadi

Kalijompo adalah destinasi wisata sungai yang dibuka beberapa tahun lalu. Berada di kawasan NV Kalianda Concern Perkebunan Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, destinasi ini menawarkan perpaduan menarik antara beningnya air gunung, bebatuan sungai multi-ukuran, dan kawasan perkebunan karet yang teduh. 

Untuk mencapai lokasi, para pengunjung bisa menggunakan sepeda motor, mobil, atau sepeda gunung. Dari kota Jember, hanya membutuhkan sekira tiga puluh - empat puluh lima menit untuk sampai di lokasi dengan mayoritas jalan aspal dan hanya sedikit makadam. 

Pintu masuk Kalijompo. Dokumentasi pribadi
Pintu masuk Kalijompo. Dokumentasi pribadi

Kemudahan akses inilah yang menjadikan kawasan Kalijompo ramai dikunjungi wisatawan, khususnya di saat liburan. Ratusan pengunjung, baik yang menggunakan mobil maupun sepeda motor, ingin menikmati segar dan jernihnya air Kalijompo. Tentu, kehadiran para pengunjung ini memberikan keuntungan ekonomi bagi pihak pengelola perkebunan yang melibatkan warga setempat.

Selain kaum muda, kebanyakan pengunjung Kalijompo adalah keluarga (orang tua dan anak). Mengapa mereka memilih Kalijompo? Para orang tua ingin mengenalkan anak-anak mereka dengan sungai dan lingkungan alam secara langsung. Artinya, anak-anak dengan ditemani orang tua mereka bisa merasakan langsung bermain air dan mandi di sungai. 

Dengan pengawasan orang tua, anak-anak bisa bermain sepuasnya di Kalijompo. Dokumentasi pribadi
Dengan pengawasan orang tua, anak-anak bisa bermain sepuasnya di Kalijompo. Dokumentasi pribadi

Sungai dangkal dengan arus yang tidak terlalu deras memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang tua ketika anak-anak mereka memuaskan rasa penarasan mandi di sungai. Mereka adalah anak-anak kota yang jarang atau belum pernah mandi di sungai, baik karena alasan keselamatan ataupun air yang kotor tercemar limbah. 

Kesempatan mandi di sungai nan jernih untuk pertama kali tentu akan mereka manfaatkan sepuas-puasnya, dari berendam, bermain air, hingga belajar berenang. Kebahagiaan terpancar dari wajah dan teriakan puas anak-anak. Tentu, para orang tua ikut senang karena bisa menemani dan menghadirkan kegembiraan buat anak-anak mereka. 

Bagi saya, Kalijompo, meskipun hanya mensyaratkan tiket lima ribu rupiah untuk masuk, bukanlah destinasi murahan. Alih-alih, Kalijompo bisa menjadi alternatif destinasi wisata dengan beberapa keunggulan yang bermanfaat. 

Seorang anak perempuan bermain di bagian pinggir Kalijompo. Dokumentasi penulis 
Seorang anak perempuan bermain di bagian pinggir Kalijompo. Dokumentasi penulis 

Pertama, di Kalijompo, orang tua bisa mengenalkan anak-anaknya secara langsung dengan alam. Sembari mandi dan main air, anak-anak bisa merasakan keistimewaan sungai yang airnya berasal langsung dari gunung. Kebahagiaan anak-anak diharapkan bisa menumbuhkan cinta terhadap sungai. 

Di tengah-tengah waktu istirahat, sambil menikmati makanan dan minuman, orang tua bisa bertanya kepada anak-anak tentang kesan mereka mandi di sungai. Percakapan bisa berlanjut kepada ajakan untuk ikut serta merawat sungai dan alam. Karena terawatnya sungai dan alam akan menjadikan generasi penerus masih bisa ikut merasakan keindahan dan manfaatnya. 

Kedua, ketersediaan camping ground di pinggir sungai yang aman dari bencana, memungkinkan pengelola berkolaborasi dengan biro wisata, pecinta alam, atau para pendidik untuk membuat paket wisata outbond dan konservasi. Target pengunjungnya bisa kaum muda (pelajar dan mahasiswa) dan kalangan profesional.

Kawasan camping ground yang sangat teduh. Dokumentasi pribadi 
Kawasan camping ground yang sangat teduh. Dokumentasi pribadi 

Aktivitas outbond bisa memanfaatkan kawasan sungai dengan bebatuannya yang indah dan perkebunan karet. Para pengunjung diajak untuk melakukan kegiatan rekreatif yang menekankan pada nilai-nilai positif seperti kerjasama, kreatif di tengah tantangan, semangat mencintai alam, dan yang lain. 

Setelah melakukan outbond, para pengunjung bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan konservasi dengan menanam tanaman khas yang bisa bermanfaat untuk menahan longsor atau memperbanyak sumber air. Jadi, para pengunjung diajak terlibat secara langsung dalam aktivitas konservasi dengan suasana gembira. 

Ketiga, pihak perkebunan bisa merintis wisata minat khusus yang memadukan keindahan sungai dan sejarah perkebunan karet, dari era kolonial hingga pascakolonial. Mengajak anak-anak dan kaum muda belajar sejarah secara langsung dari pengelola perkebunan on the spot, akan menjadikan mereka tidak bosan.

Kawasan perkebunan karet. Dokumentasi pribadi 
Kawasan perkebunan karet. Dokumentasi pribadi 

Keempat, bagi para pengunjung yang bermalam secara bersama-sama, bisa disuguhi atraksi kesenian khas kawasan Klungkung sekaligus bisa diajak menikmati kuliner perkebunan. Ini tidak hanya memberikan hiburan dan pelajaran budaya bagi pengunjung, tetapi juga memberikan manfaat secara ekonomis bagi para seniman yang diundang.

Dari pengalaman berkunjung beberapa kali ke destinasi wisata sungai ini, keempat hal di atas bisa dikembangkan di Kalijompo. Asalkan, pihak pengelola memiliki komitmen dan kehendak untuk melibatkan pihak-pihak yang kompeten. Selain, menambah fasilitas umum seperti kamar mandi dan toilet menjadi kebutuhan. Dengan pengembangan tersebut, Kalijompo bisa membuktikan bahwa wisata yang bermutu tidak harus membutuhkan biaya mahal. 

Warung warga menyediakan makanan dan minuman. Dokumentasi pribadi 
Warung warga menyediakan makanan dan minuman. Dokumentasi pribadi 

Trend ke depan, semakin banyak orang yang menginginkan "kembali ke alam" di tengah hiruk-pikuk modernitas. Atraksi-atraksi berbiaya mahal di destinasi buatan seperti theme park memang menarik, tetapi tidak menghadirkan pengalaman langsung untuk "mengalami keunikan dan keindahan alam." 

Akibatnya, akan semakin banyak wisatawan yang berlibur di destinasi wisata alam, baik bersama keluarga maupun kolega. Tentu, ini adalah peluang yang harus ditangkap oleh pengelola Kalijompo demi mendapatkan manfaat maksimal serta memberikan manfaat kepada warga masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun