Sungai dangkal dengan arus yang tidak terlalu deras memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang tua ketika anak-anak mereka memuaskan rasa penarasan mandi di sungai. Mereka adalah anak-anak kota yang jarang atau belum pernah mandi di sungai, baik karena alasan keselamatan ataupun air yang kotor tercemar limbah.Â
Kesempatan mandi di sungai nan jernih untuk pertama kali tentu akan mereka manfaatkan sepuas-puasnya, dari berendam, bermain air, hingga belajar berenang. Kebahagiaan terpancar dari wajah dan teriakan puas anak-anak. Tentu, para orang tua ikut senang karena bisa menemani dan menghadirkan kegembiraan buat anak-anak mereka.Â
Bagi saya, Kalijompo, meskipun hanya mensyaratkan tiket lima ribu rupiah untuk masuk, bukanlah destinasi murahan. Alih-alih, Kalijompo bisa menjadi alternatif destinasi wisata dengan beberapa keunggulan yang bermanfaat.Â
Pertama, di Kalijompo, orang tua bisa mengenalkan anak-anaknya secara langsung dengan alam. Sembari mandi dan main air, anak-anak bisa merasakan keistimewaan sungai yang airnya berasal langsung dari gunung. Kebahagiaan anak-anak diharapkan bisa menumbuhkan cinta terhadap sungai.Â
Di tengah-tengah waktu istirahat, sambil menikmati makanan dan minuman, orang tua bisa bertanya kepada anak-anak tentang kesan mereka mandi di sungai. Percakapan bisa berlanjut kepada ajakan untuk ikut serta merawat sungai dan alam. Karena terawatnya sungai dan alam akan menjadikan generasi penerus masih bisa ikut merasakan keindahan dan manfaatnya.Â
Kedua, ketersediaan camping ground di pinggir sungai yang aman dari bencana, memungkinkan pengelola berkolaborasi dengan biro wisata, pecinta alam, atau para pendidik untuk membuat paket wisata outbond dan konservasi. Target pengunjungnya bisa kaum muda (pelajar dan mahasiswa) dan kalangan profesional.
Aktivitas outbond bisa memanfaatkan kawasan sungai dengan bebatuannya yang indah dan perkebunan karet. Para pengunjung diajak untuk melakukan kegiatan rekreatif yang menekankan pada nilai-nilai positif seperti kerjasama, kreatif di tengah tantangan, semangat mencintai alam, dan yang lain.Â
Setelah melakukan outbond, para pengunjung bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan konservasi dengan menanam tanaman khas yang bisa bermanfaat untuk menahan longsor atau memperbanyak sumber air. Jadi, para pengunjung diajak terlibat secara langsung dalam aktivitas konservasi dengan suasana gembira.Â
Ketiga, pihak perkebunan bisa merintis wisata minat khusus yang memadukan keindahan sungai dan sejarah perkebunan karet, dari era kolonial hingga pascakolonial. Mengajak anak-anak dan kaum muda belajar sejarah secara langsung dari pengelola perkebunan on the spot, akan menjadikan mereka tidak bosan.