Dalam kehidupan yang semakin kompleks, doa para leluhur diharapkan bisa membantu terwujudnya harapan dan keinginan para warga. Doa-doa baik melalui ibadah dan ritual seperti "pepujian para penari Sandur" akan menjadi energi positif keilahian yang bisa membantu manusia dalam menghadapi bahaya, ancaman, dan wabah, sebagaimana tokoh Sandur menghadapi Kafir. Â
Pada akhirnya, kembali kepada kekuatan maha dahsyat, Tuhan Sang Penguasa, menjadi energi besar yang akan mengantarkan warga Klungkung ke dalam logika harapan dan kepasrahan sebagai makhluk. Sehebat masalah, malapetaka, maupun bencana yang akan melanda, Tuhan menggunakan kuasa-Nya untuk mencegahnya.Â
Di situlah, kekuatan doa dan ikhtiar yang dilakukan bersama dari kaki gunung, seperti dalam Sandur Klungkung, akan berperan penting dalam mengantarkan harapan yang sebenar-benarnya akan keselamatan, kesejahteraan, dan keterhindaran dari bermacam musibah, bencana, dan malapetaka.Â
Namun demikian, ketika semua ikhtiar dan doa sudah dilakukan dan Tuhan berkehendak lain, itulah takdir yang tidak mungkin bisa lagi dihindari. Maka, Sandur Klungkung yang dilaksanakan di pemakaman Mujan sekaligus mengingatkan warga masyarakat bahwa mereka semua akan kembali kepada Tuhan, melalui kematian, sebuah fase menuju alam keabadian.Â
Bacaan Pendukung
Irmawati, Lilik R. 2011 (26 Oktober). Sandhur Pantel: Pembuka Pintu Langit. www.lontarmadura.com
Kabar Tuban. 2022 (26 September). Sejarah Kesenian Sandur dari Kota Tuban. kabartuban.comÂ
Kemdikbud. 2018. Sandur Bojonegoro dan Tuban. warisanbudaya.kemdikbud.go.id
Prakoso, Rahmat Djoko. 2020 (6 Desember). Sandur, Persembahan Anak Gembala. mediaindonesia.com
Rahayu, Rani & M. Ishommudin. 2020 (11 Maret). Tak Ada Arisan di Nusantara Lebih Heboh Dibandingkan Sandur Bangkalan. www.vice.com