Kompleksitas budaya memungkinkan penerapan nilai-nilai liberal tanpa sepenuhnya meninggalkan budaya ibu melalui proses kinfliktual, termasuk mendefinisikan ulang dan memahami kembali nasionalisme, multikulturalisme, gender, dan politik (Kral, 2009; Moslund, 2010; Wong, 1993; Ling, 1998; Al Maleh, 2009 ).Â
Dalam sastra diasporik, konstruksi dualitas kultural menjadi semacam "menu yang harus dihadirkan," di mana, antara memori ibu pertiwi dan keharusan untuk mengadaptasi budaya metropolitan, tokoh-tokoh utama negara-negara pasca-kolonial digambarkan memiliki masalah survival (Grace, 2007).Â
Sastra diasporik menjadi ungkapan sastrawi untuk menegosiasikan kondisi rumit para pendatang akibat dari proses mengingat berbagai peristiwa di tanah air dan mendapatkan perlakuan rasial di kota metropolitan Barat serta memiliki impian menjadi individu yang lebih sukses melalui perjuangan dan apropriasi budaya dominan.
Salah satu karya sastra yang memaparkan kompleksitas budaya diasporik adalah novel karya Esmeralda Santiago, Almost a Woman, terbit pertama kali pada tahun 1998.Â
Santiago adalah seorang perempuan penulis Amerika kelahiran Puerto Rico yang sebagian besar karyanya menggambarkan permasalahan identitas Puerto Rico dari perspektif dan pengalaman seorang perempuan imigran (Alves, 2012).Â
Novel ini menceritakan kehidupan Negi, seorang perempuan muda Puerto Rico yang bermigrasi ke Brooklyn, New York, mengikuti ibunya yang ingin memberikan perawatan medis yang lebih baik buat anak lelakinya. Sebagai individu diasporik, ia menghadapi berbagai perbedaan kultural yang membuatnya menghadapi berbagai masalah yang pelik.Â
Namun, karena ingin menjadi aktris, Negi, di tengah kesulitan untuk mempelajari budaya Amerika, termasuk pendidikan modern, bahasa Inggris, makanan, seni, dan adat istiadat lainnya, mencoba menciptakan situasi yang lebih baik dari hari ke hari. Di saat yang sama, ibunya ingin Negi tetap menjalankan budaya Puerto Rico di tengah keinginannya menjadi gadis Amerika.
Beberapa kritikus telah membahas masalah budaya dalam karya sastra Santiago. Salkauski (2013) berpendapat Almost a Woman mengeksplorasi cara perempuan imigran yang melampaui hambatan komunal dan pribadi dari identitas budaya yang pada saat bersamaan memberinya kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan budaya induk sambil menjaga kenangan dan hubungan dengan masa lalunya.Â
Negi diposisikan sebagai model bagaimana perempuan imigran dapat terus menghargai pengalaman pribadi mereka, sembari mempertanyakan diri mereka sendiri dan memberikan makna baru pada identitas pribadi.Â
Sambolin (2015) melihat America's Dream sebagai produk sastra terjemahan diri Santiago untuk mengkonstruksi identitas pascakolonial hibrid guna mendapatkan kembali suaranya dan untuk menangani marjinalisasi di mana ia menjadi korbannya.Â