Ratapan warga, yang seringkali dilabeli ‘gila’, bukan sekedar komplain yang panjang dan monologis; alih-alih, ratapan tersebut merupakan pertunjukan estetik dan bentuk interaksi sosial yang mana label tersebut bisa dilekatkan dan dilawan oleh tukang ratap dan penonton.Â
Fokus pada praktik linguistik ratapan bukan hanya membawa kita pada pengalaman penderitan individu-individu tertentu, tetapi juga pada ide-ide kultural yang lebih luas terkait cara-cara yang sesuai dan tidak sesuai untuk berbicara dan bertindak, khususnya bagi perempuan Banglades.
Daftar BacaanÂ
Ahearn, Laura M. 2011. Living Language: An Introduction to Linguistic Anthropology. United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H