Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Melampaui Rasa Takut: Tiga Film Pendek Berlatar Timur Tengah

14 Desember 2022   15:53 Diperbarui: 8 Januari 2023   07:40 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meninggalkan Yarmouk

Dalam situasi normal, rasa-rasanya, tidak ada manusia yang mau meninggalkan tempat kelahirannya. Peristiwa sehari-hari bersama keluarga, tetangga, dan komunitas membentuk ikatan kultural yang ikut mempengaruhi gerak kehidupan dan visi masa depan seorang individu. 

Namun, ketika perang dikobarkan oleh manusia-manusia haus kekuasaan berdalih agama memporak-porandakan struktur batin, impian, dan harapan manusia, bertahan memang menjadi pilihan yang prosentasenya semakin kecil. 

Si pianis bermain musik bersama anak-anak Yarmouk sebelum perang terjadi. Sumber: Trailer The Pianist of Yarmouk/Youtube
Si pianis bermain musik bersama anak-anak Yarmouk sebelum perang terjadi. Sumber: Trailer The Pianist of Yarmouk/Youtube

Sementara, mengungsi ke negara yang relatif aman dari perang menjadi pilihan eksistensial yang harus dipilih dan diperjuangkan, meskipun tidak mudah dan seringkali harus bertaruh nyawa. Kondisi itulah yang dialami warga Syiria, Afghanistan, Yaman, Lebanon, Palestina, dan negara-negara lain yang dilanda perang berkepanjangan.

Pilihan sulit itu pula yang harus diambil oleh Aeham Ahmad dan keluarganya. Sebagai warga Yarmouk Syiria keturunan Palestina, awalnya mereka hidup dalam suasana damai; kota bergerak dinamis mengikuti pertumbuhan warganya. Semua berubah ketika pemberontak mulai melawan rezim Asa’ad. 

Perang memporak-porandakan bangunan fisik dan tubuh sosial, melenyapkan harapan untuk berkehidupan yang layak. Hasrat untuk berkuasa atau mempertahankan kuasa telah menegasikan perintah kitab suci untuk memelihara kehidupan buat umat manusia. Awalnya, Aeham dan keluarganya masih berusaha bertahan sembari berharap perang akan segera redah. 

Warga Yarmouk menderita akibat perang. Sumber: Trailer The Pianist of Yarmouk/Youtube
Warga Yarmouk menderita akibat perang. Sumber: Trailer The Pianist of Yarmouk/Youtube
Ia menggunakan piano kesayangannya untuk bernyanyi, mengharap para pengungsi tidak jadi meninggalkan Yarmouk dan Syiria, memanggil para pengungsi untuk kembali. Piano menjadi ‘alat ideologis’ untuk mengumpulkan ingatan warga akan Yarmouk dan segenap ceritanya. 

Sayangnya, mereka tidak pernah kembali karena trauma akan kematian yang menimpa keluarga, kerabat, dan kawan. Dihancurkannya piano Aeham menjadi titik akhir kesabarannya sebagai warga Yarmouk.

Sebagai film dokumenter yang mengambil alur flash back, The Pianist of Yarmouk menarasikan betapa perjalanan menuju Jerman bukanlah perjalanan mudah. Dibayang-bayangi kengerian dan tragedi yang menyebabkan banyak pengungsi meninggal atau terluka, Aeham memulai perjalanan panjang yang benar-benar menguji nalurinya sebagai manusia. 

Apalagi ia harus berpisah dari istri dan kedua buah hatinya. Memang, Aeham tidak menjadi pelaku langsung dalam proses pengungsian, karena film ini dibuat ketika dia sudah berada di Jerman. Namun, itu semua tidak mengurangi wacana yang disampaikan karena ia adalah ‘otoritas film’ yang memilliki cerita dengan segala seluk-beluknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun