Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kisah Pabrik Gula Gunungsari Kencong yang Menunggu Lenyap

28 September 2022   00:08 Diperbarui: 5 April 2024   05:21 3961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bangunan PG Gunungsari yang masih tampak strukturnya. Dokumentasi pribadi penulis

Bagian depan PG Gunungsari pada tahun 1927. Dokumentasi Wikimedia Commons.
Bagian depan PG Gunungsari pada tahun 1927. Dokumentasi Wikimedia Commons.
Sayangnya, akibat krisis ekonomi dunia dan kebijakan ekobomi otoriter pemerintah Belanda sebagai respons terhadap perang di wilayah Hindia-Belanda, pada era 1930-an menyebabkan hancurnya industri gula. Penyusutan lahan tanam tebu dilakukan untuk melakukan penyelamatan. 

Pembangunan stasiun ketel PG Gunungsari tahun 1926. Dokumentasi Wikimedia Commons
Pembangunan stasiun ketel PG Gunungsari tahun 1926. Dokumentasi Wikimedia Commons

PG Gunungsari termasuk yang terdampak secara serius dari kondisi tersebut. Lahannya menyusut menjadi 31 hektar dan hasil panennya digiling di PG Semboro yang masih beroperasi di tengah krisis (Nurcahyo, 2011). Ketika Jepang menduduki Jember, PG Gunungsari dan PG Bedadung tidak lagi bisa beroperasi karena banyak peralatan yang rusak akibat perang (Prakosajaya et al, 2020). 

GEDUNG DAN RERUNTUHAN YANG MENUNGGU LENYAP

Semua kemegahan PG Gunungsari yang hanya beroperasi singkat tersebut, sepertinya akan segera lenyap dari bumi Kencong, Jember. Mengapa? Bekas pabriknya sudah tidak terawat lagi. Mungkin karena sudah tidak dapat beroperasi lagi, maka tidak ada upaya khusus untuk menjaga dan merawatnya sebagai warisan kolonial Belanda. 

Tembok salah satu gudang di PG Gunungsari melapuk. Dokumentasi pribadi penulis
Tembok salah satu gudang di PG Gunungsari melapuk. Dokumentasi pribadi penulis
Perang di zaman Jepang dikatakan menjadi salah penyebab rusaknya area pabrik. Walaupun demikian, tentu tidak semua rusak dan sejatinya masih bisa diperbaiki kalau memang ada niat dan kebijakan yang terarah. Memang bukan untuk kepentingan produksi, tetapi setidaknya bisa digunakan untuk kepentingan lain.

Kalau dijaga dan dirawat secara serius, kawasan pabrik, perkantoran, dan perumahan PG Gunungsari bisa menjadi cagar budaya yang selain bisa dikembangkan untuk wisata edukasi, juga bisa dipromosikan ke Belanda dan Eropa agar keturunan dari pemilik HVA dan staf yang pernah bekerja di sana bisa menengok tempat para leluhur mereka di Hindia Belanda.

Tembok yang 'kehilangan' gudang. Dokumentasi pribadi penulis
Tembok yang 'kehilangan' gudang. Dokumentasi pribadi penulis

Saya membayangkan, seandainya pabrik PG Gunungsari masih terawat dengan baik, para pelajar dan mahasiswa bisa diajak berkeliling untuk menelusuri satu demi satu gedung pabrik dan pemukiman yang pembangunannya menelan biaya sebesar 15.000.000 gulden tersebut . 

Salah satu gudang yang masih relatif bagus, meskipun lapisan dindingnya sudah mulai mengelupas. Dokumentasi pribadi penulis
Salah satu gudang yang masih relatif bagus, meskipun lapisan dindingnya sudah mulai mengelupas. Dokumentasi pribadi penulis

Mereka bisa diajak menelusuri sisi demi sisi yang akan membawa imajinasi ke dalam peristiwa di masa kolonial ketika para tuan Eropa berjas putih memerintahkan buruh pribumi untuk melakukan penggilingan tebu. Termasuk, bagaimana mesin-mesin canggih dan pembangkit listrik untuk keperluan produksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun