Bagi warga biasa, warung juga menjadi penanda kelenturan dalam menjalani kehidupan. Harga yang relatif murah memungkinkan warga untuk bisa menikmati makanan dan minuman. Meskipun tidak senikmat yang ditawarkan restoran mewah, setidaknya mereka bisa bersantai sembari bercengkrama dengan kawan atau warga lain.
Memang, warung sekaligus menjadi pembeda kultural antara warga pribumi biasa dengan warga Eropa. Para tuan kolonial terbiasa menikmati makanan-makanan Eropa di restoran mewah ketika mereka berkunjung ke kota-kota besar. Makanan dan tempat menikmati makanan, dengan demikian menjadi pembeda kultural yang sekaligus membedakan status ekonomi dan kebangsaan.
MINIATUR RUMAH WARGA
Apa yang cukup unik dari pameran kolonial di Bondowoso 1898 adalah keberadaan miniatur rumah warga pribumi. Miniatur tersebut ditata sedemikian rupa. Dan, jumlahnya cukup banyak. Kita bisa bertanya, apa kiranya kepentingan dari pameran miniatur rumah tradisional pribumi tersebut.Â
Menurut saya, terdapat beberapa asumsi tentang kepentingan penghadiran miniatur rumah tersebut. Pertama, panitia ingin mengetahui bentuk rumah pribumi. Dari itu mereka bisa mempelajari bahan-bahan yang dibutuhkan sekaligus teknik pembuatannya. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan pengetahuan dan teknologi tradisional. Ke depannya, mereka bisa lebih mudah ketika ingin membuat kebijakan terkait perumahan di tanah jajahan.Â
Kedua, panitia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa rumah mereka tergolong sederhana dan tidak sebanding dengan rumah para aparat pemerintah dan penguasaha perkebunan. Dengan demikian, warga Eropa tetap memiliki posisi superior, tidak hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam hal bangunan rumah yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Menjadi wajar kalau warga Eropa menjadi kekuatan dominan di Jawa, meskipun mereka bukan pemilik dari tanah ini. Para pengusaha dan aparat pemerintah dengan kekuatan modal dan politik mereka bisa melakukan banyak aktivitas untuk mengekploitasi kekayaan Jawa dan Hindia Belanda. Foto warga Eropa yang berpose di miniatur rumah pribumi bisa dibaca betapa berkuasanya mereka atas tanah, manusia, dan budaya di negeri jajahan.
PAMERAN KOLONIAL: KEPENTINGAN EKONOMI, POLITIK, DAN BUDAYA