Dalam kondisi geografis yang cukup kering, keberadaan pohon-pohon besar tentu sangat membantu dalam menyediakan sumber air tanah. Itulah mengapa cerita tentang para penunggunya disebarluaskan agar warga masyarakat memiliki ketakukan kolektif sehingga pohon-pohon itu tetap terjaga yang berarti juga terjaganya kehidupan. Artinya, terawatnya pohon-pohon besar sejatinya akan kembali menjadi manfaat berlimpah bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Itulah kecerdasan eko-kultural yang dibuat oleh nenek moyang di masa lampau yang dampaknya bisa kita rasakan sampai dengan saat ini. Tugas kita bersama adalah mentransformasi pengetahuan eko-kultural tersebut ke dalam kehidupan anak-anak kita sebagai penerus kehidupan. Tentu kita harus menggunakan bahasa yang lebih mudah mereka mengerti, sehingga generasi muda tidak terjebak lagi dalam propaganda syirik yang dibuat oleh orang-orang yang tidak paham konteks dari cerita para penunggu tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H