Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berlibur ke Rumah Nenek-Kakek: Pedagogi Ekologis dan Budi Pekerti

17 April 2022   04:58 Diperbarui: 17 April 2022   09:35 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menemani cucu makan. Dokumentasi pribadi

Memancing di embung desa. Dokumentasi pribadi
Memancing di embung desa. Dokumentasi pribadi

Secara tidak langsung kita sudah mengajak anak-anak untuk memahami permasalahan ekologis yang berkaitan dengan sungai dan bagaimana posisi manusia di dalam permasalahan tersebut. 

Secara dini membiasakan mereka dengan pilihan-pilihan yang memiliki implikasi terhadap alam diharapkan mampu memperkuat kecintaan mereka terhadap kelestarian lingkungan hidup yang juga berarti keberlanjutan ras manusia di atas bumi. 

LIBURAN YANG ASYIK DAN BERMANFAAT

Liburan, selain menjadi momen untuk melepas rindu kepada orang tua dan kerabat di desa, bisa dimanfaatkan untuk menjalankan pedagogi secara informal, khususnya yang berkaitan dengan budi pekerti dan ekologi. 

Banyak momen-momen kecil selama liburan yang memungkinkan interaksi mendalam anak-anak kita dengan nenek-kakek dan kawan-kawan mereka. Interaksi tersebut menghadirkan praktik budi pekerti tanpa kesan menggurui. 

Keberlangsungan pedagogi tanpa perintah dan pertanyaan ujian tersebut bisa memroduksi banyak nilai dan energi positif dalam benak anak-anak kita, terutama terkait nilai-nilai luhur berupa cinta dan welas asih kepada nenek-kakek yang melahirkan orang tua mereka. 

Anak-anak sejak usia dini kita kenalkan dengan rasa hormat dan cinta kepada mereka agar tahu bahwa di masa mendatang mereka akan melanjutkan cinta dan kasih manusia-manusia yang dengan ikhlas merawat orang tua mereka. 

Bermain di tegal (ladang) ketika musim kemarau. Dokumentasi pribadi
Bermain di tegal (ladang) ketika musim kemarau. Dokumentasi pribadi

Dengan kawan-kawan sebaya, anak-anak bisa bermain dan menumbuhkan semangat kebersamaan, solidaritas, kompetisi, dan empati tanpa harus diperintah. Pengalaman-pengalaman kecil ketika bermain bola dan bermain ke sawah bisa menjadi momen untuk terus mengasah jiwa sosial mereka. Itu semua merupakan modal kultural untuk mengembangkan kehidupan di masa mendatang yang lebih baik ketika banyak orang merusak hubungan sosial dengan perang dan pertikaian. 

Yang tidak kalah pentingnya adalah pedagogi ekologis yang mengajak anak-anak mengalami secara langsung bagaimana keragaman hayati yang ada di hutan, sungai, rawan, embung, dan yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun