Secara tidak langsung kita sudah mengajak anak-anak untuk memahami permasalahan ekologis yang berkaitan dengan sungai dan bagaimana posisi manusia di dalam permasalahan tersebut.Â
Secara dini membiasakan mereka dengan pilihan-pilihan yang memiliki implikasi terhadap alam diharapkan mampu memperkuat kecintaan mereka terhadap kelestarian lingkungan hidup yang juga berarti keberlanjutan ras manusia di atas bumi.Â
LIBURAN YANG ASYIK DAN BERMANFAAT
Liburan, selain menjadi momen untuk melepas rindu kepada orang tua dan kerabat di desa, bisa dimanfaatkan untuk menjalankan pedagogi secara informal, khususnya yang berkaitan dengan budi pekerti dan ekologi.Â
Banyak momen-momen kecil selama liburan yang memungkinkan interaksi mendalam anak-anak kita dengan nenek-kakek dan kawan-kawan mereka. Interaksi tersebut menghadirkan praktik budi pekerti tanpa kesan menggurui.Â
Keberlangsungan pedagogi tanpa perintah dan pertanyaan ujian tersebut bisa memroduksi banyak nilai dan energi positif dalam benak anak-anak kita, terutama terkait nilai-nilai luhur berupa cinta dan welas asih kepada nenek-kakek yang melahirkan orang tua mereka.Â
Anak-anak sejak usia dini kita kenalkan dengan rasa hormat dan cinta kepada mereka agar tahu bahwa di masa mendatang mereka akan melanjutkan cinta dan kasih manusia-manusia yang dengan ikhlas merawat orang tua mereka.Â
Dengan kawan-kawan sebaya, anak-anak bisa bermain dan menumbuhkan semangat kebersamaan, solidaritas, kompetisi, dan empati tanpa harus diperintah. Pengalaman-pengalaman kecil ketika bermain bola dan bermain ke sawah bisa menjadi momen untuk terus mengasah jiwa sosial mereka. Itu semua merupakan modal kultural untuk mengembangkan kehidupan di masa mendatang yang lebih baik ketika banyak orang merusak hubungan sosial dengan perang dan pertikaian.Â
Yang tidak kalah pentingnya adalah pedagogi ekologis yang mengajak anak-anak mengalami secara langsung bagaimana keragaman hayati yang ada di hutan, sungai, rawan, embung, dan yang lain.Â