Pengalaman itulah yang akan membentuk nilai-nilai luhur dalam pikiran dan batin anak-anak. Dengan demikian, pedagogi budi pekerti yang berlangsung benar-benar bisa menyatu dengan tingkah pola mereka ketika bermain, bukan sesuatu yang harus dihafalkan.Â
PEDAGOGI EKOLOGIS
Entah sudah berapa puluh tahun pemerintah Indonesia, dari tingkat pusat hingga kabupaten, mengkampanyekan untuk menanam pohon. Warga negara diharapkan mendukung dan berpartisipasi program tersebut demi anak dan cucu kelak.Â
Sayangnya, pemerintah sampai dengan saat ini bisa dikatakan tidak konsisten dengan kampanye tersebut karena mereka masih mengizinkan pembabatan hutan hujan tropis untuk perkebunan dan pertambangan. Realitas tersebut sangat menyesakkan dada. Mengapa?
Karena menghadirkan realitas kontradiksi antara apa yang dikampanyekan dengan apa yang sebenarnya berlangsung. Ajakan menanam pohon merupakan tindakan terpuji yang bisa menyelamatkan lingkungan. Namun, pembabatan hutan adalah tindakan tercela yang merusak lingkungan dan ekosistem yang sejatinya bermanfaat untuk manusia.Â
Artinya, generasi penerus yang sebenarnya harus merasakan secara leluasa kemelimpahan oksigen dari hutan tropis harus mengalami masalah serius karena mayoritas hutan sudah rusak.Â
Di situlah kadang saya berpikir apa masih penting kampanye reboisasi ketika pada saat bersamaan berlangsung penggundulan hutan? Namun, kalau kita apatis dan tidak melakukan apa-apa, bukankah itu akan memperparah kerusakan lingkungan dan atmosfer bumi?Â
Menyadari bahwa manusia sudah menikmati kebaikan lingkungan di sekitar kita, tidak ada salahnya kalau kita melekatkan tanggung etis-ekologis kepada setiap hela nafas dan setiap langkah perjalanan.Â
Prinsip tersebut perlu juga kita biasakan kepada anak-anak. Setidaknya, sejak usia dini, anak-anak tahu bagaimana mereka harus mencintai lingkungan hidup dan menjadi berbeda dengan rezim yang suka merusak hutan, gunung, sungai, danau, sawah, dan yang lain.Â
Liburan ke rumah nenek-kakek di desa bisa menjadi momen untuk menjalankan pedagogi ekologis secara asyik. Anak-anak bisa kita ajak main ke hutan, sungai, rawa, ataupun sawah untuk merasakan secara langsung bagaimana bumi dengan semua kekayaan lingkungannya menjadikan kehidupan manusia menjadi ada dan terus berlanjut.Â