Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Reality Show Bagi-Bagi Rezeki: Kedermawanan dan Kuasa

6 April 2022   10:31 Diperbarui: 6 April 2022   10:34 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi hbitax.com

Adanya pihak-pihak yang akan melakukan kedermawanan dalam segala bentuknya telah menjadi pengetahuan bersama di dalam masyarakat yang mana para aktornya adalah mereka yang mempunyai kelebihan modal.

Dan apa-apa yang disuguhkan oleh reality show sebenarnya tidak lebih dari representasi audiovisual dari kedermawanan. Reality show dengan demikian merupakan salah satu aparatus intitusional dari kedermawanan yang semakin meneguhkan posisi pihak-pihak yang melakukan praktik kedermawanan dalam masyarakat. 

Karena acara ini langsung menyentuh kebutuhan mendasar dari masyarakat miskin maka keberadaannya diyakini sebagai sebuah kebenaran mutlak, regime of truth. Pihak-pihak yang berperan serta dalam acara ini kemudian menempati posisi sebagai 'dewa penolong'  yang dengan gigih telah memperjuangkan nasib si miskin. Lalu siapakah dewa penolong dalam reality show bagi-bagi rezeki?

Karena acara reality show merupakan produksi sebuah rumah produksi yang ditayangkan stasiun televisi tertentu, maka para dewa penolong dalam tayangan tersebut adalah (1) person dalam institusi rumah produksi; (2) stasiun televisi yang menayangkan; dan, (3) para sponsor, dalam hal ini adalah sponsor yang langsung terlibat dalam acara dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. 

Ketiga subjek tersebut bisa dikategorikan sebagai dewa penolong karena masing-masing memainkan peran dominan dalam terselenggaranya acara reality show bagi-bagi rezeki. Person-person dalam rumah produksi merupakan elemen pertama yang dengan daya kreatifnya mampu memvisualkan kemiskinan dan kedermawanan dalam sebuah bingkai acara yang begitu menyentuh bagi pemirsa. 

Stasiun televisi berperan dalam menyiarkan secara luas acara reality show sehingga semakin banyak khalayak yang menontonya. Sedangkan para sponsor berperan sebagai penyedia modal dengan memasang iklan perusahaan mereka dalam acara tersebut. Tanpa sponsor, reality show bagi-bagi rezeki bisa dipastikan tidak akan sukses. 

MEMBACA KUASA 

Integrasi yang cukup sinergis dari ketiga elemen dominan dalam reality show berhasil menghadirkan representasi audiovisual yang cukup memukau di layar kaca. Representasi tersebut mengedepankan satu tawaran pengetahuan bahwa di tengah-tengah penderitaan si miskin tetap ada orang atau pihak bijak yang memberikan sedikit rezekinya demi kebahagiaan si miskin. Dalam hal ini si bijak adalah ketiga subjek di atas yang merupakan representasi dari kekuatan kapital.

Kedermawanan yang diusung acara reality show bagi-bagi rezeki dilihat dari perspektif kemanusiaan, merupakan perbuatan yang cukup mulia dan bijak karena kekuatan modal berkenan sedikit membantu mereka yang membutuhkan. Namun, yang harus dipahami adalah bahwa kelas modal tidak akan pernah begitu saja memberikan sedikit modalnya tanpa tendensi tertentu. 

Mereka selalu ingin mengamankan posisinya dalam masyarakat sehingga mereka harus menjalankan program yang cenderung populis, membela kepentingan rakyat kebanyakan. Dengan demikian, rakyat kebanyakan akan merasa kepentingannya juga diartikulasikan oleh kelas modal sehingga mereka larut dalam jejaring kapital tanpa menyadarinya. 

Dalam konteks ini, bisa dikatakan bahwa acara reality show bagi-bagi rezeki tengah membawa dan melangsungkan relasi kuasa yang cukup hegemonik ke tengah-tengah masyarakat. Hegemoni merupakan kekuasaan yang dibangun oleh kelompok dominan dengan basis moralitas dan budaya, dengan meminimalisir kekerasan (Boggs, 1984).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun