Keterlibatan para penulis dengan ruang lokal adalah keterlibatan bermisi yang memosisikan karya sastra sebagai situs-situs yang tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memanggil kesadaran pembaca terkait masalah kemanusiaan, kebudayaan, ekonomi, politik, dan ekologis yang jelas-jelas telah, sedang, dan akan menjadi atmosfer yang akan menenami dan mengancam kehidupan komunitas-komunitas lokal. Memang pilihan itu ada pada para penulis, tetapi misi dan pandangan dunia terkait kompleksitas ruang lokal Banyuwangi yang diwujudkan dalam karya akan menentukan derajat keterlibatan mereka.
* Tulisan ini merupakan makalah yang disampaikan dalam Gesah Sastra dan Peluncuran Karya (Novel dan Cercen) yang diselenggarakan oleh Sengker Kuwung Belambangan, Banyuwangi, 17 Desember 2016.
Daftar Bacaan
Ahluwalia, Pal. 2002. "Towards (Re)Conciliation: The Postcolonial Economy of Giving". Dalam David T. Goldberg & Ato Quayson (eds). Relocating Postcolonialism. Victoria: Blackwell Publishing.
Bhabha, Hommi & John Comaroff. 2002. "Speaking of Postcoloniality, in the Continues Present: A Conversation". Dalam David T. Goldberg & Ato Quayson (eds). Relocating Postcolonialism. Victoria: Blackwell Publishing.
Bhabha, Hommi K. 1994. The Location of Culture. London: Routledge.Â
Boehmer, Elleke. 2005. Colonial and Postcolonial Literature. Oxford: Oxford University Press.
Clothier, Ian M. 2006. "Hybridity and Creativity", dalam Aotearoa Ethnic Network Journal, Vol. 1, Issue 2.
Day, Aidan. 1997. Romanticism. London: Routledge.
El Khalieqy, Abidah. 2009. Perempuan Berkalung Surban. Yogyakarta: Penerbit Arti Bumi Intaran.
Featherstone. 2007. Consumer Culture and Postmodernism, 2nd Edition. London: Sage Publications.