Lalu, dalam sekejap mata anginku melaju:
Sang merah menulis kisah
Si putih mencatat sejarah
Hijau hadirkan antah-berantah
Sementara kuning tak ubah sampah
Hey, hey, hey, akulah semi yang pada setiap lembar hitam-putih
kau sebut sebagai taman ilahi...
Namun celaka!
Benar-benar celaka!
Bila semata angin yang mengerti:
Tanpa duri,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!