Mohon tunggu...
De Geas Official
De Geas Official Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Ide dan Inspirasi

"Menulis adalah mengukir masa depan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjawab Hoaks tentang Adat Pernikahan Suku Nias

28 Oktober 2021   19:14 Diperbarui: 28 Oktober 2021   19:35 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1310, Rasid Ad-Din seorang penulis dan dokter keturunan Yahudi menulis sebuah buku. Dalam buku itu, ia menulis tentang letak Kepulauan Nias, di mana tidak jauh dari kota Barus, Sibolga.  Kemudian pada tahun 1340, Ibn Al-Wardi yang berasal dari Syria menulis tentang pulau-pulau Al-Binaman. 

Pulau itu mempunyai satu kota besar, yang subur dan makmur. Penduduknya energik, dan berani. Mereka menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang mereka. Maka jika seorang pemuda hendak menikah, maka adat mengharuskannya untuk merantau sebelum menikah.  Ketika ia pulang harus membawa satu kepala manusia yang ia penggal. Maka ia akan mendapatkan seorang isteri dan mas kawin tidak dituntut dari padanya. 

Apabila ia membawa dua atau tiga kepala manusia, maka ia akan memiliki dua hingga tiga orang isteri. Selanjutnya, apabila ia membawa sepuluh kepala manusia, maka ia akan mendapatkan isteri sepuluh orang. 

Pemuda tersebut akan dihormati oleh sanak saudaranya. Pulau ini menyimpan sumber daya alam yang luar biasa, di mana terdapat kayu brasil, bambu, air yang enak rasanya, buah-buahan, dan tebu yang berlimpah ruah. Di antara pulau-pulau itu, terdapat pulau Al-Banan yang penduduknya telanjang, berkulit putih, dan elok badannya. Mereka bersembunyi di atas puncak-puncak pohon, memburu manusia dan memakannya. 

*Penulis adalah seorang Wartawan komodopos.com (2018-sekarang), kontributor website Media Dialogika Indonesia (Madilog.id), kontributor website Societasnews.id, Author JalaPress.com, dan mengajar di salah satu sekolah (2019-sekarang). 

Pernah menulis buku bersama Bernadus Barat Daya berjudul "MENGENAL TOKOH KATOLIK INDONESIA: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara" (2017), Menulis buku berjudul "MENGENAL BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SUKU NIAS" (2018). Ikut serta menulis puisi dalam buku bunga rampai "Ibuku Surgaku" jilid III (2020), Ayahku Jagoanku (2021), Anakku Permataku dan Guruku Inspirasiku (2021), Saat ini masih terus aktif menulis berbagai buku, buku yang akan segera terbit berjudul "Berdamai Dengan Corona". Saat ini sedang menempuh pendidikan Strata 2 Universitas Indraprasta PGRI (Unindra)-Jakarta Selatan (2021). Penulis dapat dihubungi melalui email: detianusgea@gmail.com.

Referensi:

  • Detianus Gea, Silvester, dkk. 2018. Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Suku Nias. Labuan Bajo: YAKOMINDO.
  • M. Hammerle, Johanes. 1999. Niduno-duno ba Nori Onolalu. Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias.
  • M. Hammerle, Johanes. 2015. Sejarah Gereja Katolik Di Pulau Nias. Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias.
  • Sukawati Zalukhu, Stevan. 2013. Percikan Kebudayaan Nias 1: Asal-usul Nenek Moyang Orang Nias. Teluk Dalam: Yayasan Gema Budaya Nias.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun