Oleh: Silvester Detianus Gea*Â
Hoax tentang Adat Pernikahan Suku Nias telah tersebar cukup lama di antara masyarakat non-Nias (terutama di wilayah Sumatera Utara). Hoax yang didapatkan dari kabar burung itu kemudian dianggap 'kebenaran', terlebih banyak orang yang memberi bumbu sehingga seolah-olah benar.Â
Namun ketika oknum penuduh diminta bukti, maka mereka akan menjawab "KATANYA" alias mereka "PERCAYA KABAR BURUNG" yang tidak ada buktinya. Hoax tersebut tidak pernah ditemukan dalam penuturan maupun praktek di wilayah Kepulauan Nias. Dan tentu karena adat yang dituduhkan itu tidak pernah ada dalam budaya Suku Nias.
Jika kita menelusuri, maka kita akan menemukan bahwa sumber hoax tersebut adalah kejadian-kejadian yang terjadi dalam keluarga Nias yang bersinggungan dengan orang-orang dari suku tertentu. Karena ketersinggungan kejadian tersebut maka terjadilah generalisir bahwa itu adat Suku Nias.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam setiap keluarga (entah suku manapun) pasti ada masalah bahkan kekerasan. Namun, kekerasan dan kriminal yang terjadi dalam keluarga tertentu, tidak dapat disimpulkan sebagai Adat dari suku tertentu. Masalah tersebut lebih kepada personal dan tidak ada kaitan dengan adat istiadat suatu suku. Â
Dari diskusi saya dengan sebagian orang Batak (dimana isu hoax ini tersebar) di tiktok, saya menemukan bahwa dasar dan bukti dari tuduhan tersebut tidak ada selain KATANYA. KATANYA menjadi dasar bagi mereka (penyebar) hoax untuk memaksakan agar tuduhan mereka diterima.Â
Ada puluhan orang yang komentar di tiktok saya tetapi tidak mampu memberikan bukti, selain memaksakan kehendak agar orang Nias menerima isu hoax tersebut.Â
Padahal sejak leluhur atau nenek moyang Nias tidak ada adat semacam itu. Dalam tiktok saya bernama DE GEA'S OFFICIAL, saya memberikan bukti kepada para penuduh dengan data yang lengkap, baik melalui tulisan (tulisan pertama tentang adat Nias ditulis tahun 851) maupun kesaksian dari boru Batak yang menikah dengan orang Nias.Â
Terbukti bahwa adat tersebut tidak ada dalam budaya Nias, melainkan itu hanyalah hoax isapan jempol.
Meskipun demikian, tuduhan terhadap pernikahan Suku Nias telah terjadi berkali-kali. Berkali-kali juga budayawan dan boru Batak yang menikah dengan orang Nias mengklarifikasi.Â