Mohon tunggu...
Dee Dee Sabrina
Dee Dee Sabrina Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://insideedee.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

The Cranberries: It's Yesterday Once More

26 Juli 2011   12:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:21 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggil saya melankolis, tapi saat lagu ini dibawakan, air mata saya berlinang karena terbawa nostalgia cerita lalu. Bagaimana tidak, saya beranjak besar mendengarkan Dolores dan kawan-kawan bercerita dalam lagu, tidak sulit membayangkan perasaan saya saat melihat sang idola berdiri dalam jarak kurang dari 20 meter di depan saya, bukan?

Dolores beristirahat kembali untuk minum dan menyeka keringatnya sambil membeberkan rencana mereka untuk membuat album baru yang dijadwalkan akan selesai Januari tahun depan. The Cranberries membawa dua lagu baru mereka, Tomorrow dan Schizoprenic Playboy. Yang menakjubkan dari kedua lagu baru ini adalah, The Cranberries tidak meninggalkan ciri khas musik mereka. Isian vokal yang bersenandung tanpa kata yang jelas, lirik padat berisi, dan tentunya sound musik yang sangat '90. Penonton yang tak pernah mendengar lagu ini pun berhasil disihir oleh para personil The Cranberries.

Seperti tidak ingin membiarkan mood penonton berlama-lama mengambang dengan lagu baru mereka, The Cranberries kembali menyentak dengan lagu Linger, disambut dengan teriakan paling meriah oleh para penonton dibandingkan lagu-lagu sebelumnya. Lagu yang membawa The Cranberries berada di puncak karirnya dulu ini, berhasil menurunkan emosi penonton menjadi mellow, dan sukses membuat air mata saya yang sejak awal menggenang akhirnya jatuh menetes. Ada perasaan haru yang begitu kuat yang disalurkan Dolores melalui suaranya. Saya melihat beberapa penonton di sekitar saya, tak sedikit yang juga menyeka air matanya.

Saya sempat mendengar seorang penonton berkata pelan kepada teman di sebelahnya, "Anjrit! Gw sampe nangis saking senengnya bisa liat Dolores nyanyi!"

The Cranberries juga membawakan dari album pertamanya, saat mereka baru memulai perjalanan di dunia musik internasional, tak heran jika telinga para penggemar di Indonesia kurang awam dengan lagu berjudul Waltz ini. Namun tak susah bagi The Cranberries untuk mengembalikan mood penonton ke puncaknya. Kali ini dengan variasi Dolores bernyanyi sambil bermain gitar akustik, berturut-turut mereka membawakan hits-hits mereka dari pertengahan era '90-an. Just My Imagination, Can't Be With You, Free To Decide, Salvation, dan Ridicolous seperti membawa penonton menuju klimaks dari euforia malam itu.

Setelah lagu tersebut selesai dimainkan, Dolores berlari ke arah kiri panggung, memakai ikat kepala khas Indian dengan bulu-bulu burung di sekitarnya. Noel, sang gitaris memainkan intro yang sudah tak asing lagi, Zombie pun mengalun diiringi teriakan senang penonton. Lagi-lagi saya seperti terlempar ke waktu dahulu. Lagu yang bercerita tentang perang tanpa henti di dunia itu membuat otak saya berputar cepat mengingat masa-masa kelam perang ras di Amerika di awal tahun '90-an.

Kemudian The Cranberries menghilang ke belakang panggung, seperti menyudahi pertunjukan. Penonton yang belum rela konser tersebut berakhir, berteriak meminta encore. Tak perlu waktu lama bagi The Cranberries untuk memenuhi permintaan penggemarnya, mereka kembali ke atas panggung dengan memakai pakaian yang berbeda dari sebelumnya. Dolores yang sudah berganti baju dengan dress hitam manis berkata,

"You are absolutely amazing! I love you, guys! I really love you!"

Penonton menjawabnya dengan teriakan. Beberapa bahkan berteriak dengan cukup jelas,

"We love you, Dolores!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun