"Esah! Inu! Pukimaknya budak-budak ni!"
Dua perempuan beranjak remaja itu terkejut mendengar bentakan berikutnya dari arah kamar. Hingga terangkat bahu, lalu bergetar ketakutan badan mereka. Esah baru saja berdiri ketika Inu berteriak.
"Mak!!"
Esah melihat ke arah jalan setapak menuju rumah. Seorang perempuan dewasa berjalan agak terseok di sana. Kedua tangannya penuh memegang tas dan beberapa kantong plastik besar. Langit magrib yang remang membuat mereka sulit melihat dengan jelas. Sampai perempuan itu tiba di bawah lampu teras rumah, Esah dan Inu kehilangan senyum mereka melihat perutnya, tak kalah besar dengan tas yang dia bawa.
Stabat, 5 Februari 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H