"Kita semua memiliki keluarga yang harus dinafkahi. Saya dan semuanya, saya yakin kita semua tak akan ada yang mau di rumahkan. Mereka yang pergi salat tadi. Saya yakin mereka berdoa, agar rezekinya tetap berjalan dengan baik di situasi seperti ini."
Rena semakin tak kuasa. Ia sapu air matanya. Sambil menyusun kalimat yang akan ia sampaikan kembali, "Bos tau, dalam doa itu!" Rena terdiam sejenak, menyelimuti wajahnya dengan kedua telapak tangan.Â
Kemudian ia mengambil nafas pendek dan melanjutkan kembali perkataannya, "Dalam doa itu, pasti mereka meminta agar perusahaan ini tetap berjalan dengan baik. Mereka dan saya berharap, tempat ini masih akan menampung kita. Bukan hanya tempat berkerja. Tapi tempat keluarga besar kita akan selalu bersama."
Tak ada komentar. Â Sunyi. Yang terdengar hanya suara keyboard saling bersahutan di kejauhan. Dan, suara kipas tua, yang perlahan tak terasa lagi dinginnya.
"Doa dan kebersamaan yang akan menjadi kekuatan terakhir kita," Rena tertunduk pasrah.
Hening...[]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H