Ameer melemparkan berkas ditangannya, "bruukk". Kalian baca itu. "Proposal kita belum juga disetujui sampai saat ini."
Rena menyambar dengan cepat. Ia baca kalimat yang tertera dalam lembar proposal. Sembari mengangguk-anggukkan kepala. Rena mengerti maksud Ameer, sang bos.
Jihan mengangkat alisnya. Memberikan kode pada Rena, untuk mendapatkan kesimpulan dari bacaannya. "Ada apa?" Tanyanya berbisik.
"Fyuuhh", ia hembuskan nafas. Menyodorkan lembar proposal, yang bertulis: Tolong dipelajari dan dipertimbangkan. "Kacau, kita bakal tidak dapat jatah peliputan lagi jika begini."
Semuanya hening...
Ameer kemudian duduk, menyandarkan tubuhnya diatas kursi. Menghisap dengan cepat sebatang rokok yang hampir kandas.
"Kita harus mengurangi jumlah karyawan!" Ia terdiam sejenak. Memejamkan mata, "Tak ada pilihan lain," ucapnya sambil memutar-mutarkan kursi empuk, tempatnya duduk.
"Acchhh, sialll!!!" Ucap Ameer, ia matikan rokok pada sebuah asbak. Ia tekan dengan sekuat mungkin, hingga tak berbentuk.
"Bagaimana dengan sisa keuangan kita?" Tanyanya kembali ditengah kesal.
"Sisa keuangan hanya sanggup untuk gaji sebulan kita bos," jawab Rena.
"Sisa anggaran kita dari hasil iklan kemarin belum juga masuk" tambah Jihan.