Pelibatan
Jawaban Erni itu mengajarkan kita semua bahwa dengan melibatkan banyak pihak, pekerjaan menata pendidikan menjadi lebih baik dan lebih efektif. Dengan melibatkan banyak pihak, berarti memanggul tanggung jawab secara bersama-sama.
Tetapi jika sudah berani melibatkan pihak lain, pemerintah haruslah terbuka terhadap masukan dan kritik. Apalagi terhadap lembaga lain. Keterbukaan ini juga berarti melibatkan kesiapan komitmen. Jika sudah berkomitmen, dalam implementasinya, jangan ada yang ditutup-tutupi, supaya terbangun kepercayaan antar semua pihak.
Selama ini, kita melihat ada gap yang sangat besar antara dinas pendidikan, baik kota/kabupaten maupun provinsi dengan pihak-pihak lain. Selain karena dinas pendidikan cenderung 'tidak percaya dengan pihak lain," birokrasi kita juga yang masih berbelit-belit dan cenderung menyusahkan. Yang tak kalah perlu adalah sinergi antara kementerian dengan sejumlah UPT (Unit Pelaksana Teknis) di daerah. Tentu UPT musti pintar berbaur dan bergaul dengan komunitas lain.
Dalam titik inilah, pendidikan sebagia gerakan menjadi alat yang ampuh untuk membawa pencerahan dan perubahan. Dalam titik ini pula, kesadaran bahwa sekolah bukanlah lembaga yang satu-satunya pelaksana pendidikan. Sekolah bukan institusi yang memonopoli pendidikan.
Kita sudah harus lepas dari paradigma: sekolah satu-satunya tempat belajar. Tetapi dimana pun bisa belajar dan semua orang punya tanggung jawab. Dengan demikian, semua orang mau memberi dirinya untuk pendidikan.
Contoh
Seperti siklus, sekolah membelajarkan siswa. Ketika lulus mereka akan merambah di berbagai bidang gelutan. Sukses mereka akan menjadi citra baik bagi pendidikan. Siklus lanjutannya, insan-insan ini kemudian menyadari dirinya sukses berkat sentuhan pendidikan.
Dari kesadaran itu, mereka kemudian rela hati berbagi pengalaman, pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak dan sekolah. Misalnya, tentara atau jurnalis atau direktur perusahaan. Mereka terus menjaga silaturahim dengan sekolah. Mereka bisa juga memberi berbagai dukungan berupa dana dan pelatihan serta worksop atau magang. Hal ini akan membantu pengembangan kapasistas anak didik. Atau sejumlah BUMN BUMD turun ke sekolah menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility)untuk mendukung program-program peningkatan mutu pendidikan.
Media massa dan jurnalis juga bisa menentukan keberpihakannya. Apakah akan mendukung gerakan peningkatan mutu pendidikan atau malah akan memperkeruh suasana. Wartawan punya tanggung jawab juga untuk mendukung pendidikan bermutu. Ia bisa meliput sosok-sosok inspirasi dari sekolah, ketimbang melulu menulis soal anggaran dana BOS. Melalui tulisannya, akan efektif mencerahi guru-guru lain.
Yang tak kalah penting, peran serta orangtua. Orangtua perlu terlibat dalam proses belajar anak. Memantau progress belajar anak serta tumbuh kembangnya. Orangtua tak boleh lagi hanya sekadar menyediakan biaya pendidikan. Atau sekadar mengantarkan anka sampai gerbang sekolah. Tetapi orangtua sebaiknya dekat dengan guru dan menjadi mitra kerja. Orangtua musti sering-sering berdiskusi dengan guru tentang anaknya.