Setelah identifikasi risiko menggunakan BTA. Tahapan selanjutnya adalah penilaian risiko. Sebagai contoh BTA diatas, Quality Control menetapkan pada kasus teroris meledakkan bom tingkat resiko yaitu 5C (tinggi). Dengan menggunakan preventive barrier, maka tingkat risiko dapat dikurangi probability nya, sehingga didapatkan risiko menjadi 5D (menengah). Selanjutnya, dengan corrective barrier, menurunkan tingkat severity sehingga risiko menjadi 4D (rendah).
Sebagai penutup, BTA menawarkan pendekatan yang komprehensif dan visual untuk memahami, mengelola, dan mengkomunikasikan risiko, khususnya risiko keamanan penerbangan. Metode ini bisa menjadi salah satu pilihan bagi organisasi untuk mengelola risikonya, sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil langkah proaktif dalam menjaga keamanan penerbangan dan keberlanjutan operasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H