Saat saya selesai dalam permenungan tersebut, saya tidak sabar untuk membuktikan kepada teman saya tersebut bahwa kebaikan yang saya lakukan itu adalah sejati bukan munafik.
Saya bersaksi atas kesadaran diri yang berasal dari Sang Maha Baik. Namun selain itu saya pun hendak berterima kasih kepada teman tersebut. Lewat reponnya yang demikian saya mulai waspada dengan setiap kebaikan yang saya lakukan. Dari saat itu saya pun mulai rajin mempertanyakan motivasi kebaikan yang kulakukan setiap hari dalam hidupku. Apakah lahir dari kesadaran diri akan tugas untuk berbuat baik atau karena ada maunya.
Permenunganku saya tutup dengan doa syukur kepada Tuhan yang telah menghadirkan bagi ku sosok yang berani untuk memberi koreksi atas motivasi kebaikan yang kulakukan, baik yang telah kulakukan maupun untuk kebaikan yang akan kulakukan.
Salam kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H