Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebangkitan Badan dalam Perspektif Teologi Tubuh Yohanes Paulus II

19 Juli 2020   08:37 Diperbarui: 19 Juli 2020   08:30 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat dua gagasan fundamental: pertama, kebangkitan badan merupakan kepenuhan janji Allah kepada bangsa Israel. Allah akan membebaskan orang-orang Israel yang percaya dan taat kepada-Nya dari kuasa dunia kematian dan menganugerahkan kepada mereka kehidupan yang bahagia (bdk. Dan 12:2; Yes 26:19); 

kedua, kebangkitan badan juga dipahami sebagai pembalasan Allah terhadap orang-orang Israel yang melakukan kejahatan dan menolak Allah di spanjang kehidupan mereka. 

Penolakan itu diikuti dengan pembunuhan orang pilihan Allah. Mereka akan dibangkitkan Allah untuk dibinasakan, bukan untuk kebahagiaan kekal (bdk. Dan 12:2).

Sementara dalam Perjanjian Baru dapat ditemukan dalam ajaran Yesus Kristus dan St. Paulus. Dalam ajaran dan tindakan-Nya, Yesus menegaskan ada kebangkitan. Membangkitkan orang mati (bdk. Mrk 5:21-42; Luk 7:11-17; Yoh 11), tanda nabi Yunus (Mat 12:39), tanda Kenisah (bdk. Yoh 2:19-22) dan nubuat tentang pembunuhan serta kebangkitan-Nya pada hari ketiga (bdk. Mrk 10-34) merupakan tanda dan jaminan tentang kebangkitan. 

Yesus sendiri berkata: "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25). Pada akhir zaman, Ia akan membangkitkan semua orang yang percaya kepada-Nya (bdk. Yoh 5:24-25; 6:40), yaitu orang-orang yang telah makan tubuh dan minum darah-Nya sendiri (bdk. Yoh 6:54). Seluruh ajaran Yesus Kristus tentang kebangkitan ditegaskan dengan peristiwa kebangkitan-Nya dari alam maut serta perjumpaan-Nya dengan para murid-Nya.

Terdapat tiga ajaran St. Paulus tentang kebangkitan badan. Pertama, kebangkitan badan diimani sebagai dasar harapan kristiani (bdk. 1 Tes 4:13). 

Dengan ajaran ini, St. Paulus mengatakan bahwa kematian bukanlah akhir yang bersifat defenitif melainkan jalan menuju kehidupan dan setiap orang yang berkenan di hadapan Allah akan bangkit dari kubur dan akan mengalami kehidupan kekal. 

Kedua, kebangkitan badan itu bersifat dan berlaku umum. Baik orang benar maupun orang tidak benar akan bangkit (bdk. Kis 24:15). Ketiga, kebangkitan badan merupakan suatu peristiwa yang sama sekali baru. Kelak pada saat kebangkitan, manusia akan mengalami tubuh yang baru yaitu tubuh rohani (bdk. 1 Kor 15:31-50).

Allah adalah Allah Orang Yang Hidup

Iman mengenai kebangkitan badan tidak bisa dipisahkan dari pewahyuan diri Allah sebagai pencipta, pemilik dan sumber kehidupan bagi semua ciptaan-Nya. 

Dia yang telah menciptakan segala yang ada, terutama jiwa dan badan manusia akan memberikan kepada manusia kehidupan ilahi-Nya sendiri. Di hadapan-Nya, semua manusia ciptaan-Nya mengalami kehidupan (Luk 20:38). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun