Selain itu, para imam juga perlu memperhatikan semua religius pria dan wanita. Mereka tersebut perlu mendapat pelayanan yang khas demi kemajuan rohani mereka dan demi kesejahteraan seluruh Gereja.
Akhirnya, para imam juga perlu menaruh perhatian yang penuh kepada mereka yang sakit dan menjelang ajal: mengunjungi mereka dan meneguhkan mereka dalam Tuhan.
Kepemimpinan para imam jangan hanya mencakup urusan jemaatnya sendiri. Para imam perlu terbuka juga kepada Gereja semesta. Para imam mesti membangun semangat misioner kepada para jemaatnya untuk merintis bagi semua orang jalan kepada Kristus.Â
Secara khusus, para jemaat diminta untuk memberi perhatian terhadap para katekumen dan baptisan baru untuk menemani mereka dalam mengenal dan menghayati hidup Kristen.[11]
Dalam keseluruhan tugas tersebut, Ekaristi mesti mendapat tempat yang utama. Pembangunan iman umat didasarkan pada Ekaristi dan dari sana juga Umat Allah dibina dalam semangat menjemaat.Â
Oleh karena itu, para umat mesti didorong kepada karya cinta kasih, usaha saling membantu, kegiatan misioner dan aneka bentuk kesaksian Kristiani lainnya. Dari kehidupan jemaatlah tumbuh kesaksian nyata tentang Kristus kepada orang yang belum mengimani-Nya. Dengan demikian, panggilan untuk mengantar mereka yang belum beriman kepada Kristus adalah bentuk perutusan Ekaristi bagi umat Allah.
Terakhir tentang kepemimpinan para imam ialah para imam tidak boleh bekerja demi suatu ideologi atau bagi suatu partai. Imam tidak boleh ikut politik praktis. Para imam adalah pewarta Injil dan Gembala Gereja yang bertugas untuk mendukung pertumbuhan rohani Tubuh Kristus.
Penutup
Menurut presbyterorum ordinis, ada tiga fungsi para imam. Pertama ialah sebagai pelayan sabda Allah. Sebagai pelayan artinya para imam bertugas untuk mewartakan Sabda Allah. Pewartaan tersebut bukan saja ditujukan kepada yang telah beriman tetapi juga kepada yang belum beriman.Â
Dasar dari tugas ini ialah perintah Yesus kepada para murid untuk mewartakan Injil kepada semua orang. Diharapkan, melalui tugas ini para imam juga menghimpun umat Allah dan membentuk iman.
Kedua ialah sebagai pelayan sakramen-sakramen dan Ekaristi. Fungsi tersebut diterima melalui tahbisan suci. Dalam merayakan sakramen-sakramen terlebih Ekaristi, Imam bertindak sebagai pelayan Dia. Dalam fungsi tersebut, imam menguduskan umat demi keselamatan.