"Udah, jangan banyak-banyak!" larangnya, dan merebut kembali minuman itu, menaruh di sampingnya.
Kembali kunikmati rokokku, memandangi asap-asap yang mengepul di hadapanku dan menghilang tertiup angin malam.
Harusnya malam ini aku merayakan kelulusanku yang baru saja menyelesaikan sidang skripsi di hadapan dua orang penguji, walaupun berakhir dengan hasil yang tidak memuaskan, hanya sekedar cukup, yang terpenting akhirnya aku bisa merasa bebas dari rutinitas kuliah yang sangat membosankan bagiku. Tetapi, tiada kusangka, aku merayakan untuk kehancuran hatiku yang pecah berkeping-keping.
"Aku tidak ingin mengharapkan apa-apa tentang hubungan kita, kita jalani saja, karena Tuhan yang menentukan jodoh kita." Katanya, di malam tahun baru, ketika aku memintanya untuk membuat harapan tentang cinta kita. Harusnya aku mengerti ucapannya, dan karena kebodohanku aku baru mengertinya sekarang.
Pay berdiri, memutar lagu dari iPhone-nya.
["I know that we are upside down
So hold your tongue and hear me out
I know that we were made to break so what? I don't mind..."
--Stay the Night by Zedd feat. Hayley Williams]
"Apa?" Tanyaku ketika melihat dia mengulurkan tangannya di hadapanku.
"Will you dance with me?" ucapannya begitu lembut, tidak seperti biasanya, membuatku terkejut. Ataukah memang karena kesadarannya sudah melayang.