“ia tenang aja, bisa di atur itu…” jawab Agus sambil tersenyum.
“hati-hati Gus, nanti malam nggak di kasih jatah loh…hahahaha” kata temannya yang lain bercanda meledek Agus dan yang lain jadi ikut tertawa.
Adzan magrib terdengar merdu memecah suasana sepi di rumah Intan bersama dengan kedua anaknya yang sedang menyantap makan malam mereka bertiga tanpa hadirnya seorang ayah di tengah-tengah mereka.
“bu,ayah kok nggak pernah makan malam bareng sama kita?” Tanya Roy. Walaupun baru berusia 5 tahun tapi Roy sudah terlihat bijaksana dan pintar.
“iya,dia lagi ada kerjaan sama teman-temannya..” jawab Intan dengan berbohong. Walaupun sebenarnya pertanyaan anaknya itu sangat menyayat hati kecilnya.
“sudahlah,makan lah dulu. Makan yang banyak ya Roy biar kamu cepat besar..”
“iya bu, ini Roy udah mulai kenyang..”
“hmmm, ya sudah…”
Setelah selesai makan, Intan membereskan piring-piring mereka dan langsung mencucinya sedangkan Roy menemani adiknya bermain. Malam pun datang menyelimuti hari mereka. Jam menunjukkan pukul 1 malam, anak-anak Intan sudah tertidur pulas. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“Intan,buka pintunya..” terdengar suara Agus yang mengetuk pintu.
Tanpa mengeluarkan suara takut anak-anaknya terbangun saat mendengar suaranya nanti, Intan langsung keluar dari kamar menuju pintu depan.