Mohon tunggu...
Dedi  Djanuryadi
Dedi Djanuryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Born is free but everywhere in chains

Penggiat jurnalistik, public relations, fotografi, modelling, serta event organizer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kamala Harris, "Mutiara Hitam" Pemutus Rantai Rasialisme di AS

13 Agustus 2020   09:45 Diperbarui: 8 September 2020   10:30 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
washintonsources.com

Pandangan Biden terhadap Kamala diakuinya sebagai  pilihan masyarakat atas track record yang dimilikinya. Ia menggambarkan Kamala sebagai pejuang tak kenal takut untuk rakyat kecil dan salah satu pegawai negeri terbaik di pemerintahan AS.

Biden memperhatikan sepak terjang Kamala saat bekerjasama dengan mendiang putranya, Beau Biden, ketika  keduanya menjabat jaksa agung California.

 "Saya menyaksikan mereka mengambil alih bank-bank besar, mengangkat orang-orang yang bekerja, dan melindungi wanita dan anak-anak dari pelecehan," tweetnya.

 "Saat itu saya bangga, dan sekarang saya bangga memiliki dia sebagai mitra saya dalam kampanye ini."

Cuitan Biden tersebut dibalas Kamala dengan cuitan : "Beliau dapat menyatukan rakyat Amerika karena dia menghabiskan hidupnya berjuang untuk kita. Dan sebagai presiden, dia akan membangun Amerika yang memenuhi cita-cita kita".

 "Saya merasa terhormat untuk bergabung dengannya sebagai calon Wakil Presiden partai kami, dan melakukan apa yang diperlukan untuk menjadikannya Panglima Tertinggi kami."

Pilihan Biden atas Kamala tersebut juga berdasarkan  janji Biden sebelumnya di bulan Maret  untuk menempatkan  seorang wanita  kulit hitam di posisi terdekatnya. Seruan dari  kubunya itu tambah menguat setelah terjadinya kerusuhan sosial akibat kebrutalan polisi terhadap orang Afrika-Amerika. 

Siapa Kemala Harris itu?

Ia seorang kader Partai Demokrat kelahiran  Oakland, California. Kedua orang tuanya imgiran. Ibu dari India dan ayah  dari Jamaika.

Kamala kuliah di salah satu perguruan tinggi kulit hitam terkemuka  di AS, Howard University yang dirasakannya sebagai salah satu pengalaman paling formatif dalam hidupnya. Sebagai ras berwarna, ia merasa nyaman dengan identitasnya  asal usul darahnya, walaupun ia tetap merasa sebagai "orang Amerika".

Tahun 2019, ia mengatakan kepada Washington Post bahwa politisi tidak boleh masuk ke dalam kompartemen karena alasan warna atau latar belakang mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun