Namun yang ditemukan justru keanehan, daerah Cirebon tiba-tiba seperti menghilang dan sukar untuk ditemukan. Setiap mata-mata yang dikirim selalu kembali dengan tangan kosong. Sekalinya ada yang berhasil tembus dan masuk ke daerah Cirebon justru ia tidak pernah kembali lagi, tak ada kabar, seolah ditelan hal magis.
Heranlah Prabu Cakraningrat. Ia lalu meminta Dalem Rajagaluh untuk menyiapkan pasukan segelar sepapan dan memintanya untuk memimpin pasukan tersebut ke Cirebon. Mereka menuju Cirebon membawa pesan peringatan: Jika Cirebon tidak melakukan seba dan tidak mengirim upeti lagi maka Galuh akan membawa konflik/perang ke Cirebon.
Pasukan kemudian berangkat menuju Cirebon. Namun sayang, ternyata apa yang dikatakan Dalem Palimanan itu benar adanya. Cirebon sekarang seolah-olah menghilang, ia menjadi daerah yang tiba-tiba sukar ditemukan.
Pasukan dari Galuh itu tidak pernah sampai ke Cirebon. Dijelaskan bahwa mereka hanya berputar-putar saja di lebatnya rimba Parahiyangan. Mereka tersesat tak tentu arah. Cirebon seolah-olah dilindungi kekuatan magis.***
Sejarah Sunda dan Cirebon bersambung ke bagian 8. Sejarah Sunda Cirebon Bagian 8: Bangsa Portugis.
Penulis: Dede Rudiansah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H