Sementara itu, setelah proses islamisasi di tanah parahiyangan dirasa sukses, Syarif Hidayatullah kemudian berniat untuk kembali ke Mesir menemui Ibunya, Putri Rarasantang.
Sesampainya di Mesir, ia lalu bercerita kepada Sang Ibu bahwa tanah parahiyangan sudah hampir sepenuhnya "hijau". Dirinya juga bercerita situasi, kondisi, serta sikap keluarga Pajajaran ketika proses islamisasi dilakukan.Â
Sempat merasa sedih mendengar kabar tersebut, namun putri Rarasantang kemudian kembali berbahagia setelah mengetahui bahwa sang putra hidup damai sebagai pemimpin Cirebon dan telah memperistri beberapa orang putri.
Ketika waktunya tiba, Syarif Hidayatullah kemudian mengutarakan alasan sebenarnya kenapa ia datang ke Mesir. Syarif Hidayatullah hendak menjemput Sang Ibu untuk kembali pulang ke Cirebon.
Sejarah Sunda Cirebon bersambung ke bagian 5, Sejarah Sunda Cirebon Bagian 5: Dipati Awangga dan Raden Fatah.***
Penulis: Dede Rudiansah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H