Mohon tunggu...
Deden Hendrayana
Deden Hendrayana Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Belajar Menulis di kompasiana dan di blog http://dedenhendrayana.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Prinsip Kepemimpinan Elia Massa Manik (Dirut Baru Pertamina)

21 Maret 2017   12:44 Diperbarui: 22 Maret 2017   14:00 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo credict: elnusa.co.id

Elia Massa Manik resmi ditunjuk sebagai Dirut Pertamina yang baru.

Banyak berita telah mengemas siapa beliau dan bagaimana track record beliau, tetapi baru sedikit yang menyampaikan bagaimana prinsip kepemimpinan beliau.

Tulisan berikut pernah saya muat di blog pribadi, perihal beberapa prinsip kepemimpinan beliau saat menjabat sebagai Dirut PT Elnusa Tbk periode pertengahan tahun 2011 hingga April 2014.

Semoga memberikan inspirasi untuk kita semua.

Awal beliau masuk ke PT Elnusa, kondisi perusahaan secara teknis hampir karam. Laporan keuangan perusahaan negatif dengan beban hutang perusahaan yang berat, tetapi program perbaikan kemudian disusun dan diimplementasikan. Hasil tidak bisa bohong dan menakjubkan.

Arus kas operasi yang semula minus Rp200 miliar di Juni 2011 berubah menjadi positif Rp340 milliar di akhir 2011, terus merangkak naik menjadi Rp513 miliar di akhir 2012 dan naik lagi menjadi Rp753 miliar di akhir 2013.

Keuntungan bersih yang semula minus Rp43 miliar di akhir 2011, berbalik menjadi positif Rp128 milliar di tahun 2012 dan terus meningkat menjadi Rp242 miliar di akhir tahun 2013, sungguh luar biasa.

Dan itu semua dilakukan dalam 2,5 tahun saja.

Inilah salah satu kesuksesan dalam melakukan pembalikan atau turnaround perusahaan.

Bila membaca kisah turnaround, saya juga selalu teringat bagaimana Carlos Ghosn di Nissan melakukan hal tersebut.

Sekarang, kita bisa belajar dan mencontoh langsung dari anak negeri yang menurut saya memiliki pola kemiripan antara gaya kepemimpinan Massa Manik dan Carlos Ghosn.

Alhamdulillah, saya punya kesempatan bertemu kembali dengan Pak Massa Manik beberapa bulan lalu setelah lama kami tak bertemu.

Pada kesempatan itu, beliau memberikan saya hadiah berupa sebuah buku perihal turnaround Elnusa.

Beberapa prinsip yang sering saya dengar ketika dulu beliau menjadi bos saya masih beliau tularkan secara positif di Elnusa.

Berikut ini beberapa prinsip bagus yang masih saya ingat dan terinpirasi kembali dari bukunya:

1. Belajar tiada henti

Seorang pemimpin harus mau belajar tiada henti.

Kalimat yang selalu diucapkannya adalah,”You don’t have to be in the jungle to know what inside the jungle is”.

Itulah kalimat yang sering diucapkannya dan mengandung arti bahwa siapapun Anda bisa menjadi pemimpin kalau mau terus belajar tiada henti.

Belajar tiada henti agar Anda memiliki kemampuan untuk berani mengambil keputusan dengan cepat.

Keberanian mengambil keputusan dengan cepat hanya bisa dilakukan bila ada punya pengetahuan yang baik. Dan, pengetahuan yang baik hanya bisa diperoleh lewat belajar dan pengalaman.

Belajarlah tiada henti agar Anda peka dan memiliki keterhubungan dengan semua orang sehingga timbul rasa percaya mereka pada Anda.

Kepercayaan yang dibangun dari integritas, kecakapan dan keakraban akan menjadi senjata yang sangat ampuh di dalam kepemimpinan.

Belajarlah tiada henti untuk bisa menjalin komunikasi baik dengan siapapun dan mampu mengelola tekanan kerja dengan baik. Itulah pesan pertama.

2. Hati Yang Tulus

Kedua, seorang Pemimpin harus punya hati yang tulus, benar dalam motivasi agar dia berani dan tegas.

Hanya hati yang tulus yang mampu mengantarkan Anda dalam percepatan.

Hati yang tulus ditopang dengan kejujuran dan integritas akan mampu mengendalikan pikiran tanpa terhambat ruang dan waktu.

Maka, mulailah dengan hati yang tulus mulai dari diri sendiri karena tidak mungkin meminta orang lain melakukannya jika Anda tidak melakukannya terlebih dahulu.

Pak Massa Manik bilang,”Hati yang tulus bisa mengatur otak dengan benar dan sering kali hasilnya akan melebihi perkiraan“.

Itulah kenapa faktor utama yang harus Anda touch terlebih dahulu adalah hati.

Hati yang tulus akan membuat Anda bekerja karena kemauan untuk berkarya.

Kalau Anda berorientasi pada karya maka Anda akan menyukai masalah bukan malah menghindarinya. Dan karena itu, hasil baik pun akan mengikuti.

Hati yang tulus membuat Anda tidak akan mau dihormati karena jabatan, tetapi karena apa yang Anda ucap memang sesuai dengan apa yang Anda lakukan.

Itu pesan kedua.

3. Ciptakan Budaya Baik & Lahirkan Pemimpin

Pesan ketiga, seorang Pemimpin harus bisa menciptakan budaya yang baik dan harus mampu menciptakan pemimpin baru.

Budaya yang baik dan mental yang kuat penting untuk survive di industri elit karena budaya yang baik akan menciptakan keamanan, kenyamanan serta kerjasama tim.

Lalu bagaimana untuk melahirkan pemimpin?

Patut diingat bahwa para pekerja adalah harta perusahaan yang amat berharga, tetapi hanya omong kosong kalau Anda tidak memperhatikan nasib mereka.

Seorang Pemimpin harus bisa mengenal anak buahnya dan harus tahu betul kinerja dan perkembangan anak buahnya.

Maka, buatlah mereka nyaman dan optimis dalam bekerja karena itu akan membuat mereka bekerja dengan kemauan untuk berkarya.

Kantor sehat, nilai-nilai kerja baik, operasional yang excellent. Semua itu akan membawa perusahaan mencapai kemajuan.

Kata beliau lagi adalah: “Saya suka kalau anak buah saya lebih pintar dari saya. Mereka bekerja butuh tantangan. Ciptakan itu, tetapi jangan lupakan jenjang karir, kompensasi dan benefit juga harus jelas“.

Itulah Pak Massa Manik.

Dan, dengan segala keberhasilan tersebut, beliau tidak lagi bersedia untuk menjadi Dirut Elnusa Tbk. lagi.Pada periode pertengahan April tahun 2014, beliau meminta mundur karena tugasnya sudah selesai. 

Terakhir saya dengar beliau menjadi dirut di salah satu BUMN, dan ternyata kini resmi menjadi Dirut Pertamina. Semoga sukses selalu untuk beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun