Anda tentu memiliki keinginan untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi karena rasanya hidup tidak boleh hanya begini-begini saja. Harus ada sesuatu apa yang bisa Anda lakukan agar bisa lebih bermanfaat bagi diri Anda sendiri dan orang lain. Anda harus segera memulai memiliki kebiasaan baik.
“Inilah saatnya! Time for change!”
Begitulah hal yang berkecamuk di dalam pikiran Anda yang biasanya akan lebih tinggi lagi saat mana Anda melihat orang lain sudah berhasil berubah. Ada tekad yang kuat tinggal semangat untuk menjalankannya saja. Namun, terkadang tekad Anda itu terasa padam saat di tengah-tengah usaha Anda untuk mencapainya. Mulai timbul rasa malas, ketinggalan hari atau ketidakmampuan untuk tetap disiplin. Ujung-ujungnya Anda kembali kandas tidak bisa melanjutkan tekad Anda untuk memiliki kebiasaan baik itu.
Dimana ini salahnya?
Apakah target Anda yang ketinggian? Atau memang Anda kesulitan untuk disiplin? Atau motivasi Anda yang memang naik turun? Tapi kenapa juga bisa turun naik? Bagaimana mengatasinya agar Anda bisa tetap konsisten menjalankan kebiasaan baik yang sudah Anda targetkan itu? Kebanyakan tips-tips hanya berisi teori yang belum tentu bisa diaplikasikan. Ada tidak yang cukup mudah dipraktekkan? Insha Allah ada.
Berikut ini langkah-langkah yang harus Anda lakukan dalam memulai untuk melakukan kebiasaan baik di keseharian Anda.
Langkah-langkah ini terinpirasi dari Ebook-nya pak James Clear. Anda bisa mendapatkan dan membaca juga Ebook tersebut secara gratis bila mengujungi websitenya disini.
1. Temukan Identitas
Oleh karenanya, jadikan target-target tersebut menjadi bonus atau akibat saja bukan sesuatu prestasi yang harus Anda capai dalam memulai memiliki kebiasaan yang baik. Anda harus punya terlebih dahulu apa yang pak James clear bilang sebagai “identity based habits“. Target awal bukanlah untuk mencapai hasil, tetapi bagaimana menjadi orang yang bisa mencapai target tersebut.
Bila Anda punya keinginan untuk bisa punya badan atletis nah tipe orang seperti apakah yang bisa mencapai badan atletis tersebut? Tentunya adalah orang yang tidak hanya duduk di depan televisi atau asyik makan-makanan berlemak setiap hari. Orang tersebut tentu adalah orang yang senang untuk bergerak secara aktif. Berdasarkan itu, Anda nyatakan bahwa identitas Anda adalah orang yang senang bergerak.
Kemudian cari pencapaian kecil apa yang bisa Anda lakukan untuk mencapai identitas tersebut? Cari yang mudah saja, misalkan setelah bangun pagi sehabis sholat dan berdoa Anda lakukan push up 50 kali saja setiap hari. Atau, setiap hari begitu sampai di gedung kantor, anda memilih untuk naik tangga menuju ke lantai kantor daripada harus naik lift. Banyak cara bisa Anda lakukan untuk mencapai identitas Anda tersebut. Yang tentunya tidak harus langsung “wah” dan muluk-muluk.
Jadi Anda mau apa? Mau menurunkan berat badan
Identitas : Menjadi pribadi yang senang bergerak setiap hari
Pencapaian harian : Jalan lewat tangga tidak lagi naik lift.
Atau, Anda mau jadi apa? Badan Bugar dan Segar
Identitas: Menjadi orang yang tidak pernah melewatkan hari tanpa berolahraga.
Pencapaian harian: Lakukan push up setiap hari misalkan sebanyak 50 kali.
Atau, Anda mau apa? Rajin menulis blog
Identitas: Menjadi penulis setiap hari
Pencapaian harian: Menulis setiap hari paling tidak dalam 25 menit pakai podomoro time.
2. Fokus Pada Skedul dan Aksi, jangan dulu Target dan Hitungan
Kemudian, tentunya juga waktu untuk melakukannya. Jam 5 pagi, jam 6 pagi atau jam 5 sore atau jam 6 sore. Bebas terserah Anda. Di waktu-waktu luang yang paling tidak bisa ada waktu bebas paling tidak 15 atau 30 menit. Terlihat beda kan disini? Bahwa Anda tidak lagi terpaku pada harus push upsetiap hari sebanyak 50 kali.
Anda lebih fokus kepada skedul kapan Anda harus push up Jadi, targetnya bukan pada banyaknya push up lagi. Targetnya sudah beralih menjadi : pokoknya ada push up-nya di skedul yang sudah Anda tentukan itu. Anda fokus di skedul dan di aksi dalam hal ini tidak lagi target waktu dan hitungan. Bila sudah demikian hitungan bisa Anda tetapkan kemudian perlahan-lahan.
3. Bangun Strategi Mengatasi Kesalahan
Pak James memberikan beberapa strategi untuk mengatasi hal tersebut sebagai berikut:
1. Pengingat otomatis
Gunakan pengingat otomatis agar kebiasaan baik Anda itu menjadi kebiasaan yang terkait erat dengan aktivitas yang sudah Anda sering lakukan.
Hal-hal apa yang biasanya sudah otomatis Anda lakukan setiap hari? Sholat subuh? Setiap sholat subuh Alhamdulillah Anda jarang kesiangan. Otomatis Anda sudah pasti bangun tanpa perlu bantuan dari orang lain?
Nah jadikan trigger setelah sholat subuh sebagai pengingat untuk push up. Atau, Kondisikan lingkungan kamar Anda sedemikian rupa sehingga Anda ingat bahwa hari itu Anda harus push up. Misalkan, meletakkan baju olahraga di sisi sajadah Anda, atau pasang gambar tubuh seorang atlet di depan Anda dan lain sebagainya sebagai pengingat dan pembakar semangat.
2. Tetap teguh pada skedul Anda
Sekarang begini, Anda punya skedul untuk push up 50 kali, setiap senin, rabu dan kamis jam 5 pagi selama 15 menit saja. Lalu tiba-tiba Anda bangun di Senin hari di waktu sudah menunjukkan 5.15 pagi. Apa yang kemudian Anda lakukan? Anda mungkin berpikir ya sudah, waktu habis mau bagaimana lagi. Stop! Jangan lagi berpikir seperti itu lagi.
Lakukan saja push up sebanyak yang Anda mampu dalam waktu luang yang tersisa bila masih memungkinkan.
3. Balas dendamlah
Lain hal kalau memang Anda sudah tidak punya waktu lagi. Ya sudah. Mau bagaimana lagi. Kalau kata pak James : “It’s never my intention to make a mistake, but if I do, I have given myself permission to view my progress over a longer timeline.” Tidak usah kuatir dengan skedul yang terlewati. Tenang saja. Di lain skedul, Anda balas dendamlah dengan melakukan lebih banyak push up.
4. Selalu berikan penghargaan diri
Berikan penghargaan pada Anda sendiri atas setiap pencapaian. Biar hanya mampu lakukan 10 push up karena kurang tidur sebab lembur kerja, tetap saja Anda sudah berhasil memenuhi skedul Anda.
Bravo!, Alhamdulillah! Bersyukur dan berbahagialah.
5. Berdoa dan relaks
Yang ini sih tambahan dari saya sendiri. Contoh diatas lebih banyak ke gerak badan dengan push up.
Banyak lagi kebiasaan baik lainnya yang bisa dilakukan seperti: bangun malam untuk sholat, giat menulis, dan lain sebagainya. Alhamdulillah, untuk skedul push up ada kemudahan sehingga saya bisa melakukan langkah-langkah yang telah dipaparkan diatas. Ada hal yang masih belum bisa konsisten dalam melakukan kebiasaan baik itu, yakni bangun malam.
Skedul biar bisa bangun malam setiap hari kadang terlewat terus. Satu pesan dari Guru saya, ya jangan lupa untuk berdoa dan meminta. Minta pada Allah agar diberikan kemudahan bangun malam setiap hari. Berdoalah karena ada pengharapan dalam doa tersebut andaikan belum dikabulkan yang relaks saja.
Demikian para sahabatku, semoga berkenan di hati Anda semua dan kiranya sudi untuk men-share artikel ini juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H