Mohon tunggu...
Dede Ahmad Ramdhan
Dede Ahmad Ramdhan Mohon Tunggu... Freelancer - RA94

Punten Numpang Nulis

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Apa Itu DRS Train?

19 September 2022   17:03 Diperbarui: 19 September 2022   18:12 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diedit dari autocar.co.uk

Simpelnya Kereta DRS (DRS Train) terbenruk ketika lebih dari 2 mobil saling saling mengejar dengan jarak masing masing kurang dari 1 detik tapi tidak bisa overtake/menyalip mobil di depannya. hal ini bisa diakibatkan berkat keunggulan akselerasi, jauhnya jarak awal zona DRS atau zona DRS yang terlalu pendek.

Mobil terdepan dapat menyeimbangi kecepatan mobil di belakang, walaupun tidak memiliki effek drs maupun slipstream. jika mobil urutan ke 2 saja sulit menyalip mobil terdepan tanpa DRS , apalagi mobil2 mobil dibelakangnya yang sama-sama memiliki drs.

Kejadian ini yang terjadi di GP Italia kemarin. Daniel Riciardo mendadak jadi konduktor kereta saat beliau memimpin 4 mobil ( Gasly, Lando, de vries dan Zhou) di belakangnya. Di tambah keunggulan mobil MClaren dari mobil-mobil dibelakangnya memperparah effek ini.Mclaren yang unggul di tikungan cepat parabolica sebelum jalur lurus, ditambah Udara bersih (clean air) dapat menyeimbangi effek DRS dan slipstream dari mobil-mobil dibelakangnya. hanya lando Norris rekan satu timnya yang mampu keluar dari kereta DRS berkat strategi pit stop. Kereta DRS hampir tidak bisa dipecah kalau bukan karena mobil Danial mengalami kerusakan mekanik di akhir-akhir race.

Berkat perubahan regulasi aerodinamika di musim ini, Udara kotor yang dihasilkan mobil f1 berkurang drastis. sekarang mobil dapat bertarung 'wheel to wheel' lebih sering dari musim-musim sebelumnya. tapi dikarenakan berfariasinya top speed dan performa mobil, DRS train masih bisa terbentuk seperti di Spa francorchamps dan Monza minggu kemarin.

RA94

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun