Simpelnya Kereta DRS (DRS Train) terbenruk ketika lebih dari 2 mobil saling saling mengejar dengan jarak masing masing kurang dari 1 detik tapi tidak bisa overtake/menyalip mobil di depannya. hal ini bisa diakibatkan berkat keunggulan akselerasi, jauhnya jarak awal zona DRS atau zona DRS yang terlalu pendek.
Mobil terdepan dapat menyeimbangi kecepatan mobil di belakang, walaupun tidak memiliki effek drs maupun slipstream. jika mobil urutan ke 2 saja sulit menyalip mobil terdepan tanpa DRS , apalagi mobil2 mobil dibelakangnya yang sama-sama memiliki drs.
Kejadian ini yang terjadi di GP Italia kemarin. Daniel Riciardo mendadak jadi konduktor kereta saat beliau memimpin 4 mobil ( Gasly, Lando, de vries dan Zhou) di belakangnya. Di tambah keunggulan mobil MClaren dari mobil-mobil dibelakangnya memperparah effek ini.Mclaren yang unggul di tikungan cepat parabolica sebelum jalur lurus, ditambah Udara bersih (clean air) dapat menyeimbangi effek DRS dan slipstream dari mobil-mobil dibelakangnya. hanya lando Norris rekan satu timnya yang mampu keluar dari kereta DRS berkat strategi pit stop. Kereta DRS hampir tidak bisa dipecah kalau bukan karena mobil Danial mengalami kerusakan mekanik di akhir-akhir race.
Berkat perubahan regulasi aerodinamika di musim ini, Udara kotor yang dihasilkan mobil f1 berkurang drastis. sekarang mobil dapat bertarung 'wheel to wheel' lebih sering dari musim-musim sebelumnya. tapi dikarenakan berfariasinya top speed dan performa mobil, DRS train masih bisa terbentuk seperti di Spa francorchamps dan Monza minggu kemarin.
RA94
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H