Mohon tunggu...
Dede Ahmad Ramdhan
Dede Ahmad Ramdhan Mohon Tunggu... Freelancer - RA94

Punten Numpang Nulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjaga Mental dan Fisik di Masa Pandemik

18 Mei 2020   11:40 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:41 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim Pandemik Virus Corona, kita dipaksa mengunci diri saling mengisolasi untuk melindungi diri sendiri dan mereka yang lebih rentan dari diri kita sendiri. Akibatnya rumah bukan lagi menjadi sekedar rumah, tetapi menjadi bunker tempat berlindung dari bahaya dunia luar. 

Di luar sana para tenaga medis sedang berjuang di garis depan mengorbankan keselamatannya  demi keselamatan kita. Sedangkan kita Disini, di dalam 'bunker' kita msing-masing sepertinya hanya bisa diam dan menunggu, tanpa sadar ada bahaya lain yang dapat mengancam.

Isoslasi yang sering dianggap sebagai 'liburan' istirahat dari kehidupan, lama kelamaan bisa mejadi sesuatu yang sangat buruk. Kegelapan, ketidakberaturan dan arus kehidupan yang nampaknya berhenti akan menelantarkan kita dengan masalah mental, rohani dan fisik yang tak terurus. 

Sehingga kita tidak bisa diam menunggu begitu saja. Seperti halnya para tenaga medis di luar sana yang memiliki tugas penting yang mulia, kita juga memiliki tugas yang harus dikerjakan. 

Pada akhirnya kehidupan akan Kembali normal, bumi membutuhkan kita untuk Kembali memutar roda dunia yang kita tinggalkan sekarang. Jadi tugas kita adalah: menjadi insan yang lebih baik saat nanti dunia Kembali normal, karena itu menjaga Kesehatan mental, rohani dan jasmani menjadi suatu hal yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Tubuh kita memiliki 2 bagian penting agar tetap bisa berfungsi dengan baik: fisik dan mental. Tanpa kita sadari Kesehatan Fisik dan mental kita secara tidak langsung terpengaruhi oleh rutinitas sehari-hari, seperti silkus bangun & tidur, waktu makan & olahraga bahkan refresing dan istirahat di akhir pekan itu sangat membantu. 

Karena isolasi tentu rutinitas-rutinitas tersebut akan terganggu, yang berefek pada Kesehatan mental dan fisik kita. Lama-kelamaan mental dan fisik kita akan melemah tanpa kita sadari, semakin lama ditanggapi semakin susuah untuk diperbaiki.

Mental dan fisik merupakan satu kesatuan, menjaga yang satu berarti menjaga yang lain. Masing-masing bergantung satu sama lain, menciptakan keserasian dan cahaya dalam kehidupan. 

Kita bisa saja langsung mulai memperbaiki keduanya, tapi tentunya akan lebih sulit terlebih jika kodisi keduanya sudah cukup rendah. Merawat Kesehatan mental rohani bisa dilakukan dengan Ibadah dan disertai mengatur cara berpikir serta mengatasi rasa gelisah dan kecemasan. 

Memperbaiki Kesehatan mental itu hal yang sulit melihat otak seumber pikiran kita merupakan sesuatu yang rumit tuk dimengerti. Sedangkan aktivitas fisik dinilai lebih sederhana dan hasil nya bisa langsung terasa membuat otak menjadi lebih rileks. Kali ini aktivitas fisik jadi yang utama.

Jadi bagaimana memulainya? Sama seperti sebelumnya, kita mungkin sadar bahwa lingkungan terkadang menentukan kegiatan apa yang kita lakukan. 

Seperti: Ketika di sekolah/perpustakaan akan membantu kita ingin belajar, di Masjid membuat kita beribadah, di kantor membantu kita untuk bekerja, liburan membuat kita rileks, suatu pekerjaan akan lebih efektif bila dikerjakan pada tempatnya, itulah mengapa kita terkadang malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR). 

Namun sekarang kita terjebak pada ruang fisik yang terbatas. Jadi tugas pertama kita adalah membagi ruang fisik tempat tinggal kita. Setidaknya bagi ruang fisik yang tersedia menjadi empat bagian.

Yang pertama adalah tempat berolahraga, tubuh yang sehat terpat jiwa yang kuat. Banyak orang sering menyampingkan olahraga mungkin karena aktivitas kerja sehari hari yang cukup melelahkan seakan dapat menggati olahraga. 

Tetapi dalam keadaan isolasi sekarang ini olahraga menjadi suatu kewajiban. Kesehatan fisik mempermudah kita dalam melakukan aktifitas. Buatlah tempat yang khusus untuk berolah raga tidak perlu luas, bila dalam 1 ruang kostan pilih salah satu sisi menjadi zona khusus untuk berolahraga, pakai halaman luar rumah kalau memungkinkan. 

Bila ada alat olahraga gunakan dan simpan di zona ini, hal tersebut akan sangat membantu tapi sebenarnya tidak begitu penting cukup Latihan untuk menggunakan beban tubuh kita sendiri, seperti push up, sit up, plank dsb. 

Siapkan mental  dan fisik kita untuk berolahraga bila memasuki zona ini. Jangan mengotori zona ini dengan kegiatan lain. Seuaikan pula waktunya, konsisten sebisa mungkin. 

Berolahraga memang suatu hal yang berat bagi Sebagian orang, tapi dalam kondisi siperti sekarang ini menjadi suatu hal yang wajib, demi menjaga kondisi fisik dan juga berat badan...

Selanjutnya adalah ruang/zona untuk tidur, pakai kamar/ Kasur hanya untuk tidur. Tidur itu tidak seperti olah raga yang bisa langsung dilakukan kita harus menunggu memejamkan mata lalu tidur. 

Terkadang butuh adaptasi. Orang yang selalu tidur di kasur akan kesulitan tidur di kursi/sofa dan butuh waktu yang lebih lama untuk tidur. Jadi untuk membantu siklus tidur hormatilah tempat tidur kita, pakai Ketika kita ingin tidur. 

Jika tempat tidur ini digunakan untuk rebahan, maen hp, nonton youtube, cek ig, makan dsb, hal ini akan menurunkan nilai ruang/ zona ini sebagai tempat tidur, sehingga menurunkan kemampuan kita untuk tidur di sini. Ingat suatu pekerjaan akan lebih efetkif jika dilakukan pada tempatnya, termasuk tidur. 

Awalnya pasti akan sulit, otakpikiran kita akan memberontak memikirkan hal-hal lain, jadi coba baca buku atau dengarkan music yang bisa membuat kita mengantuk.

Jika dalam 30 menit tidak berhasil juga, bangun dan coba tidur lagi nanti. Tempat tidur adalah tempat untuk tidur bukan untuk mengkhayal memikirkan yang lain-lain. 

Awalnya pasti sulit, seperti olahraga semakin banyak kita melakukan aktivitas pada tempatnya maka semakin mudah kita mencapai tujuan kita di tempat tersebut. Tanpa rutinitas sehari-hari, biasanya semakin lama siklus tidur akan semakin tidak teratur, yang membuat kita semakin sulit tidur, merasa Lelah dan akhirnya akan mempersulit aktivitas lain. 

Sesuaikan jam tidur kita seperti biasanya, sebelum isolasi. Pasang alarm bila perlu konsistenkan waktu tidur dan bangun, ini akan menjadi jangkar psikologis kita. Sekarang kita punya waktu dan tempat yang konsisten untuk tidur dan berolahraga. Lalu selanjutnya apa?

Setelah mendapatkan zona/tempat tidur dan olahraga, tentunya tubuh dan otak membutuhkan tempat untuk releks. Tempat bersantai bisa dimana saja fleksibel, di sofa, teras luar, ruang tamu, musola rumah dll. Yang penting dapat menyegarkan pikiran. 

Jika memungkinkan zona ini bisa terdiri dari berbagai tempat, seperti tempat ibadah, maen game, YouTube-an atau kumpul keluarga. Akan tetapi... zona ini adalah zona yang paling rentan, kita bisa terlena dengan nikmat yang tersedia, maen game, Ig-an sambil nonton tv atau YouTube berjam-jam lupa waktu dan Batasan. 

Tak sadar terkadang emosi terbawa-bawa, kalah maen game, drama di sosmed, mengalihkan perhatian kita pada hal yang kurang penting dan diluar kendali kita, dari masalah dan kewajiban di sekeliling yang mesti dikerjakan. 

Jadikan zona/tempat ini menjadi tempat yang menyegarkan, dan membahagiakan, tempat beribadah, bercengkrama dengan keluarga yang dekat maupu jauh di kampung halaman, berbagi ide, main atau sekedar curhat dengan  teman dan sahabat, menjalankan hobi kita jika bisa dll. Tapi ingat batasi waktunya jangan sampai terlena terjerumus dalam kegelapan.

Dan yang terakhir adalah tempat/zona produktifitas. Jika pekerjaan kita bisa dilakukan secara daring (online) dirumah maka ini adalah tempatnya. Jadikan tepat ini senyaman mungkin untuk bekerja, ingat suasana lingkungan bisa mempengaruhi kinerja. 

Jika pekerjaan kita mustahil dilakukan secara daring atau dari rumah, tempat ini bisa dijadikan sebagai tempat belajar mempelajari skil dan kemampuan baru. 

Belajar instrument music, menjahit, buat kue, melukis/mendisain, buat dan edit video, menulis, jualan dsb. Skill yang cocok deng diri kita, dapat bermanfaat tentunya.

Tugas kita adalah menjadi insan yang lebih baik saat PSBB selesai jadi gunakan waktu ini sebaik mungkin.  Jadi sterilkan zona  ini seperti halnya zona/tempat tidur dan olahraga. Minimalisirkan hal yang dapat mengalihkan focus kita di zona produktifitas ini. 

Kita mau menghasilkan bukan mengkonsumsi di zona ini. Jangan menonton hal yang tak penting disini, kita punya tempatnya tersendiri. Jika memang terlalu tergoda menonton YouTube, main game, atau yang lainnya, sehingga sangat mengurangi focus, lebih baik berhenti dulu. 

Belajar jujur pada diri sendiri dan menjaga kesucian zona produktifitas ini. Usahakan untuk tidak makan saat bekerja di zona ini, berhenti dan keluar dari zona jika butuh istirahat. 

Kembali Ketika siap. Sepertihalnya tidur, proses ini akan memakan waktu beradaptasi, jadi pasti aka nada perasaan bosan dan malas. Konsistensi adalah kuncinya, buat otak kita beradaptasi.

Buatlah Empat zona ini unik dan berbeda, seting otak kita untuk memaksimalkan fungsinya. Pertahankan dan hormati kesterilan zonanya, jangan campur aduk fungsinya. suatu pekerjaan akan lebih efektif bila dikerjakan pada tempatnya. 

Tetunya setiap orang itu berbeda, jadi  harus ada improvisasi, apa yang cocok untuk diri kita masing-masing. Terkadang kita akan gagal dan segalanya akan menjadi lebih buruk. 

Tapi tidak ada gunanya memarahi diri sendiri. Hanya ada satu hal yang harus dilakukan: Jaga Kesehatan mental rohani dan fisik, selesaikan tugas dan misi kita ini, jadilah insan yang lebih baik. Jangan biarkan pengorbanan petugas medis di garis depan menjadi sia-sia.

Sumber:

CGP Grey Lockdown Productivity, Spaceship You

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun